Regenerasi Capres harus libatkan publik
A
A
A
Sindonews.com – Para politikus senior, selayaknya merespons positif ajakan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Taufiq Kiemas untuk bersama-sama menyiapkan jalan regenerasi kepemimpinan nasional.
Menurut pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf, perlu ada aksi konkret dari para tokoh politik senior untuk membuka diri terhadap kemunculan figur-figur pemimpin muda yang lebih segar.
Mereka yang sudah berusia di atas 60 tahun jangan terus menggembar-gemborkan demokratisasi dan keterbukaan, tetapi sebenarnya justru menutup diri, bahkan membendung kehadiran figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial dari kalangan muda.
Dia menyatakan, ajakan Taufiq Kiemas agar para tokoh senior berkumpul dan menyampaikan pernyataan bersama tidak akan ikut pilpres sangat bagus sebagai gerakan moral.Apalagi bila dilanjutkan dengan dialog untuk menjaring dan menyeleksi figurfigur potensial bangsa.“Tinggal kita lihat apakah para sesepuh ini legawa dan menyambutnya atau tidak,” kata Asep kepada SINDOkemarin.
Asep mengingatkan,publik sangat berharap adanya regenerasi kepemimpinan nasional. Patokannya tidak hanya usia, tapi juga adanya perbaikan kapasitas personal. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bachtiar Effendi mengatakan, instrumen formal memang tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk dicalonkan dalam pilpres.
Terlebih jika yang bersangkutan adalah petinggi partai yang punya kewenangan dan pengaruh besar. Namun yang harus disadari oleh parpol adalah regenerasi kepemimpinan nasional itu tidak harus berasal dari parpol.
“Kalau memang partai kesulitan mendapatkan figur internal yang layak diusung, harusnya tidak memaksakan,”ungkapnya. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menghormati usulan yang dilontarkan Taufiq Kiemas.Namun,dia juga berharap semua pihak tidak memandang remeh capres yang segera ditetapkan Golkar,yakni sang ketua umum Aburizal Bakrie (Ical).
Pada 2014 mendatang, Ical sudah berusia 68 tahun.Soal pentingnya regenerasi, Priyo menilai hal itu biar mengalir seperti air. “Saatnya bagi kaum muda pasti akan tiba.Kalau sekarang yang muncul masih senior, ya itulah dinamika yang ada dan mungkin ini momentum terakhir bagi tokoh-tokoh yang sekarang muncul dalam kompetisi pilpres,”katanya.
Sementara itu,Ketua Umum DPP Partai NasDem Patrice Rio Capella mengatakan, kondisi bangsa ini bisa berubah ke arah yang jauh lebih baik bila figur muda yang bersih,benar-benar potensial, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas terpilih sebagai presiden pada 2014.
Apakah NasDem sudah menyiapkan figur baru atau alternatif sebagai capres? “Kami belum berbicara mengenai capres. Saat ini, NasDem sedang fokus untuk mempersiapkan pemenangan Pemilu 2014.Yang diperlukan rakyat sekarang adalah pelajaran politik dan bagaimana orientasi bangsa ini ke depan,”jawabnya. (wbs)
Menurut pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf, perlu ada aksi konkret dari para tokoh politik senior untuk membuka diri terhadap kemunculan figur-figur pemimpin muda yang lebih segar.
Mereka yang sudah berusia di atas 60 tahun jangan terus menggembar-gemborkan demokratisasi dan keterbukaan, tetapi sebenarnya justru menutup diri, bahkan membendung kehadiran figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial dari kalangan muda.
Dia menyatakan, ajakan Taufiq Kiemas agar para tokoh senior berkumpul dan menyampaikan pernyataan bersama tidak akan ikut pilpres sangat bagus sebagai gerakan moral.Apalagi bila dilanjutkan dengan dialog untuk menjaring dan menyeleksi figurfigur potensial bangsa.“Tinggal kita lihat apakah para sesepuh ini legawa dan menyambutnya atau tidak,” kata Asep kepada SINDOkemarin.
Asep mengingatkan,publik sangat berharap adanya regenerasi kepemimpinan nasional. Patokannya tidak hanya usia, tapi juga adanya perbaikan kapasitas personal. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bachtiar Effendi mengatakan, instrumen formal memang tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk dicalonkan dalam pilpres.
Terlebih jika yang bersangkutan adalah petinggi partai yang punya kewenangan dan pengaruh besar. Namun yang harus disadari oleh parpol adalah regenerasi kepemimpinan nasional itu tidak harus berasal dari parpol.
“Kalau memang partai kesulitan mendapatkan figur internal yang layak diusung, harusnya tidak memaksakan,”ungkapnya. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menghormati usulan yang dilontarkan Taufiq Kiemas.Namun,dia juga berharap semua pihak tidak memandang remeh capres yang segera ditetapkan Golkar,yakni sang ketua umum Aburizal Bakrie (Ical).
Pada 2014 mendatang, Ical sudah berusia 68 tahun.Soal pentingnya regenerasi, Priyo menilai hal itu biar mengalir seperti air. “Saatnya bagi kaum muda pasti akan tiba.Kalau sekarang yang muncul masih senior, ya itulah dinamika yang ada dan mungkin ini momentum terakhir bagi tokoh-tokoh yang sekarang muncul dalam kompetisi pilpres,”katanya.
Sementara itu,Ketua Umum DPP Partai NasDem Patrice Rio Capella mengatakan, kondisi bangsa ini bisa berubah ke arah yang jauh lebih baik bila figur muda yang bersih,benar-benar potensial, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas terpilih sebagai presiden pada 2014.
Apakah NasDem sudah menyiapkan figur baru atau alternatif sebagai capres? “Kami belum berbicara mengenai capres. Saat ini, NasDem sedang fokus untuk mempersiapkan pemenangan Pemilu 2014.Yang diperlukan rakyat sekarang adalah pelajaran politik dan bagaimana orientasi bangsa ini ke depan,”jawabnya. (wbs)
()