Fenomena politik Demokrat menjelang 2014
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Andi Nurpati pernah menyatakan bahwa munculnya sejumlah nama dari luar Partai Demokrat sebagai bakal calon presiden (capres) 2014 mnerupakan pendapat pribadi atau oknum dari kader Partai Demokrat.
Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut, kembali melontarkan, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yaitu Ani Yudhoyono sebagai sosok yang tepat untuk diusung sebagai bakal capres kedepan. Pernyataan ini seolah menegaskan bahwa bakal capres yang diusung oleh partai binaan Presiden SBY tersebut akan berasal dari internal partainya.
"Bu Ani Yudhoyono layak untuk diusulkan jadi capres Partai Demokrat. Dengan kualifikasi sebagai kader Demokrat, mantan wakil ketum Demokrat, pendiri Demokrat, dua periode mendampingi Pak SBY sebagai presiden dan sejumlah kemampuan lainnya yang dimiliki beliau, beliau adalah politisi yang tangguh," ujar Andi Nurpati, ketika dihubungi wartawan dari gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Kondisi ini kemudian menimbulkan kecurigaan publik akan adanya perpecahan diinternal Partai Demokrat. Kecurigaan ini salah satunya terlontar dari Direktur Lingkar Madani Untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti.
Menurutnya, persoalan tersebut menguatkan adanya konflik terselubung antara Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Presiden SBY.
Dia mengungkapkan, permainan politik kubu SBY di internal Demokrat makin terlihat di permukaan, terutama jika dilihat dari kasus hukum yang ditimpakan pada Anas. Sebagai sebuah organisasi kepartaian, terlihat adanya kubu yang terlihat sangat menginginkan agar Anas segera dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan artinya segera lengser dari ketua umum.
“Yang melakukan ini adalah orang yang jelas ada di sekeliling SBY, dan tentunya jelas SBY yang berperan. Kira-kira begitu yang saya baca,” ungkapnya.
Ray juga mengungkapkan bahwa perlawanan Anas pun akan semakin kencang, salah satunya dengan manuver memunculkan kemungkinan partai demokrat mengusung calon presiden eksternal. Hal ini, terang Ray, akan sangat strategis karena sama sekali di luar skenario dan keinginan SBY. Bahkan, terang dia, beberapa tokoh dekat SBY langsung menangkalnya dengan mengatakan bahwa Demokrat tak akan buru-buru membahas soal Capres.
“Isu capres eksternal itu dimunculkan dengan tidak melibatkan kubu istana. Makanya muncul nama-nama kandidat demokrat seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Prabowo, bahkan Sri Mulyani. Kemudian mewacanakan konvensi capres demokrat. Jurus ini akan berusaha ditangkal oleh kubu SBY,” tegasnya.
Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut, kembali melontarkan, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yaitu Ani Yudhoyono sebagai sosok yang tepat untuk diusung sebagai bakal capres kedepan. Pernyataan ini seolah menegaskan bahwa bakal capres yang diusung oleh partai binaan Presiden SBY tersebut akan berasal dari internal partainya.
"Bu Ani Yudhoyono layak untuk diusulkan jadi capres Partai Demokrat. Dengan kualifikasi sebagai kader Demokrat, mantan wakil ketum Demokrat, pendiri Demokrat, dua periode mendampingi Pak SBY sebagai presiden dan sejumlah kemampuan lainnya yang dimiliki beliau, beliau adalah politisi yang tangguh," ujar Andi Nurpati, ketika dihubungi wartawan dari gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Kondisi ini kemudian menimbulkan kecurigaan publik akan adanya perpecahan diinternal Partai Demokrat. Kecurigaan ini salah satunya terlontar dari Direktur Lingkar Madani Untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti.
Menurutnya, persoalan tersebut menguatkan adanya konflik terselubung antara Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Presiden SBY.
Dia mengungkapkan, permainan politik kubu SBY di internal Demokrat makin terlihat di permukaan, terutama jika dilihat dari kasus hukum yang ditimpakan pada Anas. Sebagai sebuah organisasi kepartaian, terlihat adanya kubu yang terlihat sangat menginginkan agar Anas segera dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan artinya segera lengser dari ketua umum.
“Yang melakukan ini adalah orang yang jelas ada di sekeliling SBY, dan tentunya jelas SBY yang berperan. Kira-kira begitu yang saya baca,” ungkapnya.
Ray juga mengungkapkan bahwa perlawanan Anas pun akan semakin kencang, salah satunya dengan manuver memunculkan kemungkinan partai demokrat mengusung calon presiden eksternal. Hal ini, terang Ray, akan sangat strategis karena sama sekali di luar skenario dan keinginan SBY. Bahkan, terang dia, beberapa tokoh dekat SBY langsung menangkalnya dengan mengatakan bahwa Demokrat tak akan buru-buru membahas soal Capres.
“Isu capres eksternal itu dimunculkan dengan tidak melibatkan kubu istana. Makanya muncul nama-nama kandidat demokrat seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Prabowo, bahkan Sri Mulyani. Kemudian mewacanakan konvensi capres demokrat. Jurus ini akan berusaha ditangkal oleh kubu SBY,” tegasnya.
()