Pemimpin kuat faktor penentu pemberantasan korupsi
Pemimpin kuat faktor penentu pemberantasan korupsi
A
A
A
Sindonews.com - Faktor kepemimpinan terindikasi merupakan sesuatu faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan pemberantasan korupsi di Indonesia yang saat ini makin marak dilakukan.
Faktor itulah akhirnya, menurut Sekertaris Fraksi Partai Amanat Nasional, Teguh Djuwarno, merupakan suatu harga mati yang harus menjadi dasar pemberantasan tindak pidana korupsi.
“Harus ada kepemimpinan yang kuat dalam melakukan pemberantasan korupsi. Selain itu, penegak hukum menjadi sapunya dalam pemberantasan. Kalau penegak hukum masih bisa dinegoisasi, mustahil akan mungkin memberantas korupsi,“ ujar Teguh dalam acara diskusi “Penyelanggaran Negara Yang Bersih dari KKN“ di gedung DPR RI, Senin (7/5/2012).
Menurut Teguh, seorang pemimpin seharusnya mempunyai komitmen dalam dirinya sendiri untuk mau memberantas korupsi tanpa pandang bulu sekalipun. Jika seorang pemimpin masih memikirkan faktor kedekatan, Teguh menganggap akan sangat mustahil pemberantasan korupsi itu dapat berhasil dilakukan.
Selain itu, Teguh juga menilai belum adanya efek jera atau juga efek ketakutan yang dapat menjadi momok bagi masyarakat untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi.
“Mungkin harus dengan cara yang dimiskinkan, yaitu dengan cara mengambil alih hartanya sejumlah sebelum dia melakukan korupsi,“ tukasnya. (wbs)
Faktor itulah akhirnya, menurut Sekertaris Fraksi Partai Amanat Nasional, Teguh Djuwarno, merupakan suatu harga mati yang harus menjadi dasar pemberantasan tindak pidana korupsi.
“Harus ada kepemimpinan yang kuat dalam melakukan pemberantasan korupsi. Selain itu, penegak hukum menjadi sapunya dalam pemberantasan. Kalau penegak hukum masih bisa dinegoisasi, mustahil akan mungkin memberantas korupsi,“ ujar Teguh dalam acara diskusi “Penyelanggaran Negara Yang Bersih dari KKN“ di gedung DPR RI, Senin (7/5/2012).
Menurut Teguh, seorang pemimpin seharusnya mempunyai komitmen dalam dirinya sendiri untuk mau memberantas korupsi tanpa pandang bulu sekalipun. Jika seorang pemimpin masih memikirkan faktor kedekatan, Teguh menganggap akan sangat mustahil pemberantasan korupsi itu dapat berhasil dilakukan.
Selain itu, Teguh juga menilai belum adanya efek jera atau juga efek ketakutan yang dapat menjadi momok bagi masyarakat untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi.
“Mungkin harus dengan cara yang dimiskinkan, yaitu dengan cara mengambil alih hartanya sejumlah sebelum dia melakukan korupsi,“ tukasnya. (wbs)
()
Explore More