Aburizal capres, Partai Golkar pecah

Senin, 07 Mei 2012 - 09:27 WIB
Aburizal capres, Partai...
Aburizal capres, Partai Golkar pecah
A A A
Sindonews.com - Politikus senior Partai Golkar Ferry Mursyidan Baldan mengingatkan agar Golkar tidak terburu-buru menetapkan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden (capres). "Sebaiknya tunggu hasil pemilu legislatif," ujarnya.

Ferry mengaku telah mencium meruncingnya kembali potensi perpecahan di parpol berlambang pohon beringin itu menjelang pelaksanaan rapat pimpinan (rapimnas) khusus yang mengagendakan penetapan Ical sebagai capres. Benih perpecahan tak hanya antarfaksi, tapi juga antara pengurus pusat (DPP) dan pengurus daerah, terutama di tingkat kabupaten/kota (DPD II).

"Kalau agenda daerah dengan pusat sudah beda itu apa namanya (kalau bukan perpecahan)? Idealnya ngomong pencapresan itu setelah melihat hasil pemilu legislatif. Bagi Golkar daerah, membahas pencalegan dan pemenangan pemilu legislatif serta persiapan-persiapan pilkada (pemilihan kepala daerah) lebih menarik. Kalau seperti sekarang, dua agenda ini jadinya tidak digarap serius," sesal Ferry.

Menurut mantan Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang (UU) Pemilu DPR itu, Golkar harus cerdas dan realistis dalam menyikapi pencapresan ketua umumnya. Menurut dia, penetapan Ical sebagai capres tunggal tidak perlu terburu-buru.

Terlebih, semua kekuatan politik pun belum mengetahui persyaratan dalam UU Pemilihan Presiden (Pilpres), terutama menyangkut presidential threshold. "Apakah aturannya masih sama dengan pemilu lalu atau ada perubahan? Golkar harus sabar mencermati," katanya.

Ferry memandang, agenda pembahasan rapimnas khusus sebaiknya jangan langsung diarahkan untuk menetapkan capres dan tidak mengikat pada satu figur saja. Rapimnas khusus, kata dia, lebih baik diarahkan untuk merumuskan sejumlah nama yang dinilai memiliki popularitas dan elektabilitas layak untuk menjadi capres.

"Idealnya rapimnas khusus menjadi ajang resmi inventarisasi nama.Jangan ‘dikunci’ cepat-cepat. Strategi ini penting untuk mengantisipasi (situasi apabila) Golkar gagal memenuhi syarat mengusung capres sendiri berdasarkan hasil pemilu legislatif," jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Fuad Hasan Masyhur membantah bahwa Golkar di ambang perpecahan besar menjelang rapimnas khusus dan penetapan Ical sebagai capres. "Bisa dilihat sendiri.Faktanya saat ini kami solid untuk sama-sama berjuang membesarkan Golkar," tandas Fuad.

Fuad yang juga ketua pelaksana rapimnas khusus Partai Golkar menegaskan, gencarnya isu perpecahan Golkar dan kontroversi pencapresan Ical sama sekali tidak berdampak pada kesolidan jajaran DPD I (kepengurusan tingkat provinsi) Golkar yang sejak tahun lalu telah bertekad mendukung Ical sebagai capres.

Sekadar mengingatkan, pada Jumat lalu (27/4), Ical mengakui bahwa pencapresannya belum mendapat dukungan dari DPD I Partai Golkar NAD dan Riau. Sementara itu, dukungan dari DPD I Sumatera Utara juga berpotensi terbelah setelah Ical memecat belasan pengurusnya.Kini,posisi ketua DPD I Golkar Sumut ditempati pelaksana teknis salah satu orang kepercayaan Ical, Andi Ahmad Dara.

Sementara itu, DPD I Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) pun condong mendukung mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (JK) untuk menjadi capres. "Kami mengusulkan dua nama sebagai bakal capres untuk 2014 mendatang, yakni Pak JK dan Pak Ical," ungkap Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel Arfandy Idris, akhir pekan lalu di Makassar.

Sementara itu, Ical di sela kunjungannya di Probolinggo, Jawa Timur, kemarin, menekankan bahwa Rapimnas Khusus Golkar Juli mendatang hanya akan mengukuhkan dirinya sebagai capres.

Tak ada lagi pembahasan nama-nama lain sebagai bakal capres. Sehari sebelumnya di Surabaya, Ical menyatakan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mengondisikan opini seolaholah saat ini Golkar sedang di ambang perpecahan besar. "Banyak yang menggoda (kesolidan Golkar).Ada yang menciptakan (situasi) seolah Golkar pecah itu wajar karena Golkar partai populer," bebernya.

Dia juga mengaku legawa bila ada tokoh kuat lain dari Golkar yang menjadi capres partai lain seperti JK. "Itu menunjukkan Golkar gudangnya pemimpin Indonesia," kilahnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0581 seconds (0.1#10.140)