Penahanan Angie, citra Demokrat merosot

Minggu, 29 April 2012 - 10:47 WIB
Penahanan Angie, citra Demokrat merosot
Penahanan Angie, citra Demokrat merosot
A A A
Sindonews.com - Penahanan terhadap anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Angelina Sondakh yang diduga terlibat dalam kasus suap Wisma Atlet SEA Games dinilai banyak pihak sebagai langkah berani yang ditunjukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat juga mengapresiasi langkah KPK itu. Menurut Cecep, berani menahan Angie memang merupakan sebuah tantangan bagi KPK sejak awal.

Namun, proses penahanan itu dinilai Cecep terlalu lama, yakni sekira dua bulan sejak Angie ditetapkan sebagai tersangka. Padahal, sejak Nazaruddin bernyanyi, KPK bisa memanfaatkan sebagai pintu masuk untuk membongkar kasus wisma atlet.

"KPK awalnya kan ingin kumpulkan bukti-bukti dulu katanya, rupanya KPK berpikir dari yang pinggir dulu baru ke tengah," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (28/4/2012).

Cecep meyakini setelah Angie, pengungkapan kasus tersebut bisa mengarah kepada Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Sehingga hal ini, kata Cecep, dapat mengancam perolehan suara Partai Demokrat pada pemilu 2014 nanti.

"KPK harus tunjukkan kalau mereka adalah lembaga yang independen tak ada intervensi pihak manapun, tapi ini tentu saja makin membuat citra Partai Demokrat merosot, saat ini pencitraan media makin tajam menyorot Partai Demokrat," tegasnya.

Partai Demokrat masih memiliki waktu dua tahun untuk sapu bersih. Jika tidak, survei akan semakin anjlok dan tingkat elektabilitas akan makin merosot. "Kader terkena banyak kasus pasti berpengaruh pada suara partai pada pemilu mendatang," ujarnya.

Namun Cecep meyakini jika memang Anas terlibat namun tak terjerat KPK saat ini, ketika Partai Demokrat sudah tak berkuasa nanti, Anas bisa terancam.

Saat ini, pekerjaan rumah KPK tinggal menahan satu tersangka kasus lain yang juga belum ditangkap, yakni Miranda Goeltom. "Ini yang terjadi di Indonesia, saat pejabat sudah tak menjabat, baru mereka bisa terseret," tandasnya.(lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6311 seconds (0.1#10.140)