80% penyebab kecelakaan pesawat faktor manusia
A
A
A
Sindonews.com - Penyebab kecelakaan pesawat terbang sipil maupun militer yang terjadi di Indonesia selama ini ternyata didominasi faktor manusia. Hal ini berdasarkan penelitian tim International Civil Aviation Organization (ICAO).
Kepala Staff Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, berdasarkan penelitian ICAO itu, sekira 80-90 persen kecelakaan pesawat terbang disebabkan oleh faktor manusia. Sedangkan faktor mesin dan cuaca hanya sekira 10-20 persen saja.
"Maka itu, di sini peran psikologi dalam dunia penerbangan sangat penting diperlukan," jelasnya saat Seminar Psikologi Penerbangan di Klub Eksekutif Persada Halim Perdanakusuma Jakarta Selasa 24 April 2012.
Menurutnya, insiden dan kecelakaan penerbangan sipil selama kurun waktu 1988-2003 terjadi sebanyak 497 kali. Artinya, lanjut dia, rata-rata insiden terjadi sebanyak 19 kali pertahun dan 12 kali kecelakaan pertahun.
Sedang untuk penerbangan militer dalam kurun waktu 1984-1999 total kecelakaan dan insiden tercatat sebanyak 380 kali, yang bila dirata-ratakan 18 kali insiden dan 5 kali kecelakaan setiap tahun. “Kondisi ini menunjukkan general aviation Indonesia baik sipil maupun militer masih sangat memprihatinkan. Dan yang paling dominan memegang peranan penting adalah faktor manusia ” ujar Kasau.
Melalui seminar tersebut, Kasau berharap dapat dihasilkan jawaban dari berbagai permasalahan yang selama ini terjadi dalam dunia penerbangan.
Dalam seminar bertemakan Industri Penerbangan Indonesia: Productivity, Human Factor and Safety itu sendiri diikuti 130 peserta dari berbagai institusi yang terkait dengan dunia penerbangan.
Sedangkan pembicara selain Kasau, tampil juga mantan KSAU Marsekal (purn) Chappy Hakim, Ir Herry Bakti Gumay, Marsda TNI Rodi Suprasodjo, Dr Yaddy Supriyadi, Stephanus G Setitit, serta Kol Kes Dr Sukmo Gunardi. (lin)
Kepala Staff Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, berdasarkan penelitian ICAO itu, sekira 80-90 persen kecelakaan pesawat terbang disebabkan oleh faktor manusia. Sedangkan faktor mesin dan cuaca hanya sekira 10-20 persen saja.
"Maka itu, di sini peran psikologi dalam dunia penerbangan sangat penting diperlukan," jelasnya saat Seminar Psikologi Penerbangan di Klub Eksekutif Persada Halim Perdanakusuma Jakarta Selasa 24 April 2012.
Menurutnya, insiden dan kecelakaan penerbangan sipil selama kurun waktu 1988-2003 terjadi sebanyak 497 kali. Artinya, lanjut dia, rata-rata insiden terjadi sebanyak 19 kali pertahun dan 12 kali kecelakaan pertahun.
Sedang untuk penerbangan militer dalam kurun waktu 1984-1999 total kecelakaan dan insiden tercatat sebanyak 380 kali, yang bila dirata-ratakan 18 kali insiden dan 5 kali kecelakaan setiap tahun. “Kondisi ini menunjukkan general aviation Indonesia baik sipil maupun militer masih sangat memprihatinkan. Dan yang paling dominan memegang peranan penting adalah faktor manusia ” ujar Kasau.
Melalui seminar tersebut, Kasau berharap dapat dihasilkan jawaban dari berbagai permasalahan yang selama ini terjadi dalam dunia penerbangan.
Dalam seminar bertemakan Industri Penerbangan Indonesia: Productivity, Human Factor and Safety itu sendiri diikuti 130 peserta dari berbagai institusi yang terkait dengan dunia penerbangan.
Sedangkan pembicara selain Kasau, tampil juga mantan KSAU Marsekal (purn) Chappy Hakim, Ir Herry Bakti Gumay, Marsda TNI Rodi Suprasodjo, Dr Yaddy Supriyadi, Stephanus G Setitit, serta Kol Kes Dr Sukmo Gunardi. (lin)
()