Joko Suyanto: Jangan over reactive
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto meminta masyarakat tak berlebihan menanggapi dugaan penjualan organ tubuh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
"Jangan ngamuk, karena belum jelas. Jangan terlalu over reactive," ujar Djoko saat ditemui di Kantor Presiden Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Lebih lanjut, Djoko mengatakan, kasus tersebut harus diteliti lebih dalam. Sementara saat ini, yang terjadi hanya dugaan-dugaan dan belum jelas.
"Kenapa yang tiga orang itu diperlakukan seperti itu, dan sekarang diselidiki Kementrian Luar Negeri. Kalau ada tindakan Kepolisian Malaysia, seberapa jauh dilakukan dan dibenarkan. Namun, yang ada sekarang kan semua masih dugaan," paparnya.
Hal yang harus dilakukan saat ini, sambung Joko, adalah bukti hasil autopsi harus ada. Hal itu karena sebagai prosedur dalam penanganan kasus. "Sekarang kan seolah-olah (organ) diambil untuk diperdagangkan, itu harus dibuktikan terlebih dahulu," katanya.
Oleh karenanya, Djoko meminta kepada masyarakat agar bersikap wajar dan tidak berdasarkan pada dugaan. "Kita yang wajar saja. Dan jangan berdasar dugaan. Kan masih dugaan semua, kecuali sudah terbukti. Belum ada laporan lagi dari Kemenlu," tutupnya.
Seperti diketahui, tiga orang TKI asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan, Kabupaten Lombok Timur dan Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipulangkan dalam keadaan meninggal dunia.
Ketiga TKI itu diduga menjadi korban perdagangan organ tubuh. Mereka adalah Herman asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan, Abdul Kadir Jaelani asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan dan Mad Noon asal Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela.
Berdasarkan keterangan kakak Abdul Kadir, Hirman, saksi yang secara langsung melihat kondisi korban di Rumah Sakit Malaysia, korban sudah dijahit pada dua matanya dan bagian dada serta pada bagian tengah perut. (san)
"Jangan ngamuk, karena belum jelas. Jangan terlalu over reactive," ujar Djoko saat ditemui di Kantor Presiden Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Lebih lanjut, Djoko mengatakan, kasus tersebut harus diteliti lebih dalam. Sementara saat ini, yang terjadi hanya dugaan-dugaan dan belum jelas.
"Kenapa yang tiga orang itu diperlakukan seperti itu, dan sekarang diselidiki Kementrian Luar Negeri. Kalau ada tindakan Kepolisian Malaysia, seberapa jauh dilakukan dan dibenarkan. Namun, yang ada sekarang kan semua masih dugaan," paparnya.
Hal yang harus dilakukan saat ini, sambung Joko, adalah bukti hasil autopsi harus ada. Hal itu karena sebagai prosedur dalam penanganan kasus. "Sekarang kan seolah-olah (organ) diambil untuk diperdagangkan, itu harus dibuktikan terlebih dahulu," katanya.
Oleh karenanya, Djoko meminta kepada masyarakat agar bersikap wajar dan tidak berdasarkan pada dugaan. "Kita yang wajar saja. Dan jangan berdasar dugaan. Kan masih dugaan semua, kecuali sudah terbukti. Belum ada laporan lagi dari Kemenlu," tutupnya.
Seperti diketahui, tiga orang TKI asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan, Kabupaten Lombok Timur dan Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipulangkan dalam keadaan meninggal dunia.
Ketiga TKI itu diduga menjadi korban perdagangan organ tubuh. Mereka adalah Herman asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan, Abdul Kadir Jaelani asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan dan Mad Noon asal Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela.
Berdasarkan keterangan kakak Abdul Kadir, Hirman, saksi yang secara langsung melihat kondisi korban di Rumah Sakit Malaysia, korban sudah dijahit pada dua matanya dan bagian dada serta pada bagian tengah perut. (san)
()