Politikus perempuan di parlemen masih bungkam
A
A
A
Sindonews.com - Kaum perempuan yang duduk di kursi parlemen dinilai belum mampu untuk menyuarakan aspirasi kaum mereka sendiri di kancah perpolitikan.
Penyebabnya adalah, belum adanya kesadaran dari masing masing anggota parlemen wanita untuk memperjuangkan hal tersebut.
Anggota Komisi II DPR Nurul Arifin mengatakan, walaupun jumlah keterwakilan wanita saat ini di kursi parlemen sudah mengalami sedikit peningkatan, namun tetap saja belum mampu menyuarakan aspirasi wanita Indonesia dalam pemerintahan.
“Secara jumlah saat ini keterwakilan perempuan sudah mulai ada kenaikan. Tapi, secara kualitas pengetahuan tentang perempuan dan gender belum terwakili di parlemen dengan apa yang menjadi agenda perempuan,“ ujar Nurul kepada Sindonews saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Minggu (22/4/2012).
Nurul menjelaskan, alasan belum terpenuhinya aspirasi wanita saat ini tak lain karena belum adanya kesadaran dari para anggota dewan wanita saat ini.
Bahkan, kata politikus Partai Golkar ini, sebagian anggota dewan tersebut belum mengerti mengenai isu perempuan.
“Tidak semua perempuan mengerti mengenai isu gender dan juga kalau paham mereka belum memperjuangkan hal tersebut. Jadi lebih banyak yang tidak mengerti dan akhirnya tidak menjalankan hal tersebut ataupun merasa terbeban dengan hal itu,“ jelasnya.
Dia menambahkan, seharusnya wanita yang ada di parlemen tersebut harus mempunyai prinsip kebersamaan untuk memperjuangkan hak mereka untuk disuarakan. Namun, diakuinya ada beberapa faktor yang menghambat hal tersebut.
“Tidak ada kemampuan untuk menyuarakan, tidak merasa itu sebagai urusannya, tidak ada yang memperjuangkan jadi tidak ada rekan seperjuangan yang memperjuangkan hal tersebut secara simultan. Jadi sekarang tang ada hanya parsial dan hanya beberapa yang mau memperjuangkan," tukasnya.
Penyebabnya adalah, belum adanya kesadaran dari masing masing anggota parlemen wanita untuk memperjuangkan hal tersebut.
Anggota Komisi II DPR Nurul Arifin mengatakan, walaupun jumlah keterwakilan wanita saat ini di kursi parlemen sudah mengalami sedikit peningkatan, namun tetap saja belum mampu menyuarakan aspirasi wanita Indonesia dalam pemerintahan.
“Secara jumlah saat ini keterwakilan perempuan sudah mulai ada kenaikan. Tapi, secara kualitas pengetahuan tentang perempuan dan gender belum terwakili di parlemen dengan apa yang menjadi agenda perempuan,“ ujar Nurul kepada Sindonews saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Minggu (22/4/2012).
Nurul menjelaskan, alasan belum terpenuhinya aspirasi wanita saat ini tak lain karena belum adanya kesadaran dari para anggota dewan wanita saat ini.
Bahkan, kata politikus Partai Golkar ini, sebagian anggota dewan tersebut belum mengerti mengenai isu perempuan.
“Tidak semua perempuan mengerti mengenai isu gender dan juga kalau paham mereka belum memperjuangkan hal tersebut. Jadi lebih banyak yang tidak mengerti dan akhirnya tidak menjalankan hal tersebut ataupun merasa terbeban dengan hal itu,“ jelasnya.
Dia menambahkan, seharusnya wanita yang ada di parlemen tersebut harus mempunyai prinsip kebersamaan untuk memperjuangkan hak mereka untuk disuarakan. Namun, diakuinya ada beberapa faktor yang menghambat hal tersebut.
“Tidak ada kemampuan untuk menyuarakan, tidak merasa itu sebagai urusannya, tidak ada yang memperjuangkan jadi tidak ada rekan seperjuangan yang memperjuangkan hal tersebut secara simultan. Jadi sekarang tang ada hanya parsial dan hanya beberapa yang mau memperjuangkan," tukasnya.
()