Harapan untuk PT DI

Jum'at, 20 April 2012 - 07:53 WIB
Harapan untuk PT DI
Harapan untuk PT DI
A A A
Sindonews.com - PT Dirgantara Indonesia (DI) menyongsong masa depan lebih cerah. Kemarin perusahaan berplat merah itu meneken kesepakatan dengan Airbus Military (AM) untuk merakit pesawat CN295.

Pada bulan yang sama 11 April, perusahaan yang bermarkas di Bandung itu juga telah mendapat kepercayaan induk Airbus untuk mengembangkan pesawat komersial, Airbus A-350. Jauh sebelumnya perusahaan tersebut juga sudah dipercaya memproduksi sejumlah komponen helikopter buatan Eurocopter dan Boeing.

Produksi CN295 yang akan dimulai pada 2013 merupakan bagian dari skema pembelian dan alih teknologi pesawat tersebut.Dalam rangka pemenuhan minimum essential force (MEF), Departemen Pertahanan membeli sembilan pesawat pengembangan CN235 tersebut. Berdasar kesepakatan, dua pesawat akan diproduksi di Spanyol dan sisanya tujuh akan diproduksi di Bandung.

Sebagai bagian persiapan produksi, PT DI akan melakukan revitalisasi sistem produksi dan ditargetkan akan selesai 18 bulan mendatang. Dalam proses ini, PT DI akan mendapat fasilitas upgrading assembling dan fasilitas pembuatan komponen pesawat, baik untuk pesawat milik Airbus Military maupun pesawat lainnya.

Dengan peralatan baru ini, PT DI akan dapat menyelesaikan pengerjaan satu pesawat dalam tempo enam minggu, jauh lebih pendek dari proses selama ini yang memakan waktu 2-9 bulan. Dengan peralatan yang semakin canggih dan didukung sumber daya manusia PT DI yang sudah teruji, PT DI akan menangani seluruh pesanan pesawat CN295 dan C-212 di Asia Pasifik.

Adapun dengan Airbus, PT DI mendapat kepercayaan untuk ikut mengembangkan Airbus A-350. Dalam kesepakatan, selain akan membuat komponen, insinyur Indonesia juga akan dilibatkan pengerjaan engineering. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menyebut, pekerjaan engineering ini akan menjadi langkah awal untuk menjadi kontraktor engineeringbagi pesawat-pesawat Airbus lain.

Dengan modal ini, PT DI tinggal selangkah lagi akan menjadi pemasok level satu perusahaan penerbangan raksasa tersebut. Berbagai kepercayaan yang diraih PT DI merupakan buah perjuangan panjang pascakrisis moneter 1997 termasuk sukses memenuhi pesanan komponen. Momentum ini tentu harus sungguhsungguh dimanfaatkan jajaran manajemen PT DI sebaik mungkin.

Apalagi pemerintah sudah menunjukkan komitmennya all out membantu pembenahan PT DI,bukan hanya dengan mengarahkan semua pemenuhan kebutuhan alutsista dalam negeri, melainkan juga mengucurkan dana restrukturisasi sebesar Rp675 miliar dari rencana total Rp2,055 triliun yang dibutuhkan. Target yang harus dicapai bukan sekadar menjadikan PT DI mandiri secara finansial, melainkan juga harus menjadi pabrikan pesawat terkemuka dengan kemampuan penguasaan teknologi yang disegani dan profitable.

Dua kata kunci ini mutlak dipenuhi karena membangun industri dirgantara bukan sekadar untuk membangun menara gading atau bangga-banggaan, melainkan juga dihadapkan realitas persaingan teknologi yang selalu berkembang (stateoftheart) dan persaingan pasar yang sangat ketat. Syukur-syukur, perusahaan yang dibesarkan BJ Habibie ini kemudian menghidupkan kembali rencana memproduksi pesawat made in Indonesia, N-250, yang harus dimasukkan laci akibat program restrukturisasi International Monetary Fund (IMF).

Rencana pembangunan pesawat multifungsi N-219 yang rencananya mulai diproduksi pada 2014 nanti diharapkan bisa menjadi stepping stone PT DI mencapai target lebih tinggi. Point of no returnharus menjadi semangat seluruh jajaran PT DI untuk menyongsong esok hari dan selanjutnya.

Jangan sampai cerita-cerita sendu seperti barter pesawat dengan beras ketan, memproduksi peralatan memasak, hingga karyawan harus dipecat dan berdemonstrasi karena perusahaan tidak mampu memberi gaji ada lagi. Kalau bisa,para ahli pesawat yang kini tersebar di Boeing, Airbus, dan Embraer dipanggil kembali membesarkan PT DI. Semoga.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6102 seconds (0.1#10.140)