Kecurangan masih warnai UN
A
A
A
Sindonews.com - Kecurangan dan kekacauan masih mewarnai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA/SMK tahun 2012 ini. Kecurangan yang paling banyak ditemui pada hari pertama kemarin adalah beredarnya kunci jawaban.
Adapun kekacauan yang terjadi adalah kurangnya lembar jawaban dan tertukarnya soal dengan mata pelajaran lain. Kecurangan berupa beredarnya kunci jawaban kebanyakan menggunakan moduslewat short message service (SMS).
Hal ini ditemui di Jombang dan Jember, Jawa Timur, di Temanggung dan Demak, Jawa Tengah, Kendari, Sulawesi Tenggara. Selain itu ada pula pelajar yang ketahuan mencontek dan guru memberitahukan jawaban soal kepada anak didiknya.
Di Jombang misalnya, kunci jawaban bahasa Indonesia lewat SMS sudah beredar sehari sebelum UN. Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang langsung menindaklanjuti temuan tersebut dengan melakukan investigasi dengan menghadirkan sejumlah guru bahasa Indonesia.
"Hasilnya, 75% kunci jawaban dalam SMS itu benar," ujar Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang Junaidi Hidayat kepada wartawan kemarin.
Adapun di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, aparat kepolisian setempat bertindak tegas dengan mengamankan dua pelajar SMK yang kedapatan mencontek melalui ponsel dan secarik kertas. Keduanya langsung digelandang petugas ke ruangan Kepala Sekolah SMK I Negeri Watampone, lalu dibawa ke Polres Bone.
Kasus lebih memprihatinkan lagi terjadi di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Pada hari pertama UN di SMKN2 di Rantau Utara, seorang guru diduga memperlihatkan kepada siswa kunci jawaban mata pelajaran bahasa Indonesia di depan kelas.
Dugaan yang muncul dari pengakuan pelajar ini hingga kemarin belum ditindaklanjuti, baik oleh kepala sekolah bersangkutan maupun aparat keamanan. Selain kecurangan, pelaksanaan UN hari pertama juga diwarnai dengan sejumlah kekacauan, di antaranya kekurangan lembar soal atau tertukarnya mata pelajaran yang diujikan.
Hal ini terjadi di Ciamis, Jawa Barat, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat. Di SMAN 13 Palembang misalnya, sempat terjadi kekurangan soal dan lembar jawaban komputer (LJK), tetapi kemudian hal itu diselesaikan dengan menggandakannya melalui fotokopi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga memantau dan menerima pengaduan beragam mengenai kecurangan maupun kekacauan yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan data Humas Kemendikbud, hingga kemarin pengaduan dari masyarakat atas isu kebocoran soal mencapai 27 kasus, isu kecurangan 54 kasus, beredarnya kunci jawaban 20 kasus. Selain itu, pusat pengaduan juga menerima laporan adanya soal tertukar 2 kasus. Total pengaduan mencapai 254 kasus.
Mendikbud Mohammad Nuh sendiri meyakini 99% pelaksanaan UN tahun ini akan terbebas dari kebocoran soal dan pelanggaran lain karena pihaknya sudah menyiapkan pengamanan berlapis.
Mantan Rektor ITS Surabaya itu menuturkan, pada tahun ini pengawasan dikoordinasikan dengan para dosen perguruan tinggi negeri dan swasta yang telah ditunjuk. Perguruan tinggi juga yang akan memindai lembar jawaban dan bukan lagi dinas pendidikan sebagaimana tahun lalu. Lembar jawaban itu sendiri dikirim langsung setelah ujian berlangsung tanpa ada transit di tempat lain.
Selanjutnya, lembaran soal ujian juga memakai kode khusus yang akan langsung dapat diketahui di mana titik pelanggaran jika terjadi kebocoran. Soal itu sendiri juga disegel hingga tiga lapis. Yang pertama disegel ialah kardusnya, lalu kantong plastik pembungkus amplop cokelat, dan amplop coklat itu pun turut disegel.
Mantan Menkominfo itu menjamin sekarang ini lebih mudah untuk mengecek kebocoran soal karena dalam soal karena dari empat percetakan ada kode rahasia yang ditanam di sana.
"Semua bisa dilacak karena ada kode rahasia yang saya tidak mau menyebutkan nya," ujar dia saat sidak di SMAN 13,Jakarta Utara. (san)
Adapun kekacauan yang terjadi adalah kurangnya lembar jawaban dan tertukarnya soal dengan mata pelajaran lain. Kecurangan berupa beredarnya kunci jawaban kebanyakan menggunakan moduslewat short message service (SMS).
Hal ini ditemui di Jombang dan Jember, Jawa Timur, di Temanggung dan Demak, Jawa Tengah, Kendari, Sulawesi Tenggara. Selain itu ada pula pelajar yang ketahuan mencontek dan guru memberitahukan jawaban soal kepada anak didiknya.
Di Jombang misalnya, kunci jawaban bahasa Indonesia lewat SMS sudah beredar sehari sebelum UN. Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang langsung menindaklanjuti temuan tersebut dengan melakukan investigasi dengan menghadirkan sejumlah guru bahasa Indonesia.
"Hasilnya, 75% kunci jawaban dalam SMS itu benar," ujar Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang Junaidi Hidayat kepada wartawan kemarin.
Adapun di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, aparat kepolisian setempat bertindak tegas dengan mengamankan dua pelajar SMK yang kedapatan mencontek melalui ponsel dan secarik kertas. Keduanya langsung digelandang petugas ke ruangan Kepala Sekolah SMK I Negeri Watampone, lalu dibawa ke Polres Bone.
Kasus lebih memprihatinkan lagi terjadi di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Pada hari pertama UN di SMKN2 di Rantau Utara, seorang guru diduga memperlihatkan kepada siswa kunci jawaban mata pelajaran bahasa Indonesia di depan kelas.
Dugaan yang muncul dari pengakuan pelajar ini hingga kemarin belum ditindaklanjuti, baik oleh kepala sekolah bersangkutan maupun aparat keamanan. Selain kecurangan, pelaksanaan UN hari pertama juga diwarnai dengan sejumlah kekacauan, di antaranya kekurangan lembar soal atau tertukarnya mata pelajaran yang diujikan.
Hal ini terjadi di Ciamis, Jawa Barat, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat. Di SMAN 13 Palembang misalnya, sempat terjadi kekurangan soal dan lembar jawaban komputer (LJK), tetapi kemudian hal itu diselesaikan dengan menggandakannya melalui fotokopi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga memantau dan menerima pengaduan beragam mengenai kecurangan maupun kekacauan yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan data Humas Kemendikbud, hingga kemarin pengaduan dari masyarakat atas isu kebocoran soal mencapai 27 kasus, isu kecurangan 54 kasus, beredarnya kunci jawaban 20 kasus. Selain itu, pusat pengaduan juga menerima laporan adanya soal tertukar 2 kasus. Total pengaduan mencapai 254 kasus.
Mendikbud Mohammad Nuh sendiri meyakini 99% pelaksanaan UN tahun ini akan terbebas dari kebocoran soal dan pelanggaran lain karena pihaknya sudah menyiapkan pengamanan berlapis.
Mantan Rektor ITS Surabaya itu menuturkan, pada tahun ini pengawasan dikoordinasikan dengan para dosen perguruan tinggi negeri dan swasta yang telah ditunjuk. Perguruan tinggi juga yang akan memindai lembar jawaban dan bukan lagi dinas pendidikan sebagaimana tahun lalu. Lembar jawaban itu sendiri dikirim langsung setelah ujian berlangsung tanpa ada transit di tempat lain.
Selanjutnya, lembaran soal ujian juga memakai kode khusus yang akan langsung dapat diketahui di mana titik pelanggaran jika terjadi kebocoran. Soal itu sendiri juga disegel hingga tiga lapis. Yang pertama disegel ialah kardusnya, lalu kantong plastik pembungkus amplop cokelat, dan amplop coklat itu pun turut disegel.
Mantan Menkominfo itu menjamin sekarang ini lebih mudah untuk mengecek kebocoran soal karena dalam soal karena dari empat percetakan ada kode rahasia yang ditanam di sana.
"Semua bisa dilacak karena ada kode rahasia yang saya tidak mau menyebutkan nya," ujar dia saat sidak di SMAN 13,Jakarta Utara. (san)
()