Mensos prihatin aksi bakar foto SBY
A
A
A
Sindonews.com - Foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono selalu menjadi pelampiasan para pengunjuk rasa yang menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Pelampiasan dilakukan dengan cara menginjak-injak hingga melakukan pembakaran foto.
Aksi yang didasarkan atas kekesalan ini menuai keprihatinan dari Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri.
"Saya terus terang saja secara pribadi prihatin juga ada sebagian anak bangsa yantg membakar foto pemimpinnya hanya karena beda pendapat mungkin ya. Yang membuat kita malu yang terjadi ini dilihat oleh bangsa-bangsa lain di dunia," kata Salim dalam Apel Kegiatan Bhakti Sosial Tagana Regional Sumatera dan Kalimantan Barat di Medan Sumatera Utara, Rabu (28/3/2012).
Salim mengaku malu melihat pembakaran foto Presiden SBY. Pembakaran itu merupakan perilaku yang tidak menaruh hormat terhadap pemimpin negara sendiri.
"Kita lihat negara-negara lain demokrasi berjalan, siapapun yang menjadi sebagai pemimpin nomor satu itu milik kita semua. Apa kita tidak malu melihat bangsa-bangsa lain memberikan respek memberikan penghargaan kepada pemimpinnya," paparnya.
Apalagi, lanjutnya hal ini juga akan dilihat oleh masyarakat internasional sehingga bangsa lain dapat menilai Indonesia tidak mampu membangun kebersamaan.
"Kita sebagian anak bangsa kita malah membakar foto pemimpin membakar wakil presiden juga. Jadi bangsa-bangsa lain melihat bahwa kita ini dalam posisi yang tidak mampu untuk membangun kebersamaan tadi," sebutnya.
Salim segaf menginginkan agar perbedaan dalam memandang kebijakan pemerintah seperti dengan menaikan harga BBM ini seharusnya tidak membuat terpecah.
"Perbedaan tidak membuat kita itu bermusuhan satu dengan yang lain. Perbedaan tidak membuat kita saling menyakiti satu dengan yang lain, masih banyak titik temu," terangnya.
"Kebersamaan itu merupakan kunci dan sukses membangun negeri ini menuju Indonesia yang damai dan sejahtera Indonesia yang bermartabat yang merupakan keinginan pendiri bangsa ini," pungkasnya.
Aksi yang didasarkan atas kekesalan ini menuai keprihatinan dari Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri.
"Saya terus terang saja secara pribadi prihatin juga ada sebagian anak bangsa yantg membakar foto pemimpinnya hanya karena beda pendapat mungkin ya. Yang membuat kita malu yang terjadi ini dilihat oleh bangsa-bangsa lain di dunia," kata Salim dalam Apel Kegiatan Bhakti Sosial Tagana Regional Sumatera dan Kalimantan Barat di Medan Sumatera Utara, Rabu (28/3/2012).
Salim mengaku malu melihat pembakaran foto Presiden SBY. Pembakaran itu merupakan perilaku yang tidak menaruh hormat terhadap pemimpin negara sendiri.
"Kita lihat negara-negara lain demokrasi berjalan, siapapun yang menjadi sebagai pemimpin nomor satu itu milik kita semua. Apa kita tidak malu melihat bangsa-bangsa lain memberikan respek memberikan penghargaan kepada pemimpinnya," paparnya.
Apalagi, lanjutnya hal ini juga akan dilihat oleh masyarakat internasional sehingga bangsa lain dapat menilai Indonesia tidak mampu membangun kebersamaan.
"Kita sebagian anak bangsa kita malah membakar foto pemimpin membakar wakil presiden juga. Jadi bangsa-bangsa lain melihat bahwa kita ini dalam posisi yang tidak mampu untuk membangun kebersamaan tadi," sebutnya.
Salim segaf menginginkan agar perbedaan dalam memandang kebijakan pemerintah seperti dengan menaikan harga BBM ini seharusnya tidak membuat terpecah.
"Perbedaan tidak membuat kita itu bermusuhan satu dengan yang lain. Perbedaan tidak membuat kita saling menyakiti satu dengan yang lain, masih banyak titik temu," terangnya.
"Kebersamaan itu merupakan kunci dan sukses membangun negeri ini menuju Indonesia yang damai dan sejahtera Indonesia yang bermartabat yang merupakan keinginan pendiri bangsa ini," pungkasnya.
()