PBNU apresiasi pendirian Laskar Aswaja
A
A
A
Sindonews.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengapresiasi kelahiran Laskar Ahlussunnah Wal Jama’ah (Laskar Aswaja) yang telah menggelar apel perdana di Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (18/3).
Apel Laskar Aswaja yang dihadiri sekitar 2.500 orang itu juga diikuti Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Suhud, tokoh muda NU Muhaimin Iskandar, anggota DPR dari FPKB Bahrudin Nasori, para kiai, dan Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja Marwan Jafar.
Sekjen PBNU Marsudi Suhud mengapresiasi sekaligus mendukung kelahiran Laskar Aswaja. Laskar ini memiliki kesamaan mendasar dengan NU, yakni sama-sama menganut nilai-nilai dan paradigma Ahlussunnah Wal Jama’ah yang antara lain berpijak pada prinsip tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), taadul (keadilan), dan tawazun (keseimbangan).
“Laskar Aswaja isinya orang-orang NU, rujukannya juga doktrin Aswaja. Ini semacam gerakan masyarakat NU. Jadi, NU dan Laskar Aswaja memiliki misi dan visi yang sama. Keduanya harus bersinergi untuk membentengi ideologi Aswaja yang akhirakhir ini mulai dirongrong oleh kelompok-kelompok baru yang kalau berbicara terlalu keras, tindakannya keras, dan sepak terjangnya sangat meresahkan masyarakat,” kata Marsudi Suhud di Jakarta kemarin.
Marsudi Suhud berharap, Laskar Aswaja mampu memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat luas tentang arti dan maksud Aswaja, tanpa melalui jalan kekerasan sedikit pun.
Pengamat sosial keagamaan dan pakar politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saiful Umam berpendapat, istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) pernah dipakai oleh kelompok Islam radikal sehingga Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini sangat lekat dengan ciri khas Aswaja sempat kehilangan klaim dan otoritasnya.
“Karena itu, saya mendukung berdirinya Laskar Aswaja sebagai upaya untuk meng-counter wacana dari kelompok Islam radikal yang sering menggunakan pendekatan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan,” ungkap Saiful Umam.(lin)
Apel Laskar Aswaja yang dihadiri sekitar 2.500 orang itu juga diikuti Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Suhud, tokoh muda NU Muhaimin Iskandar, anggota DPR dari FPKB Bahrudin Nasori, para kiai, dan Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja Marwan Jafar.
Sekjen PBNU Marsudi Suhud mengapresiasi sekaligus mendukung kelahiran Laskar Aswaja. Laskar ini memiliki kesamaan mendasar dengan NU, yakni sama-sama menganut nilai-nilai dan paradigma Ahlussunnah Wal Jama’ah yang antara lain berpijak pada prinsip tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), taadul (keadilan), dan tawazun (keseimbangan).
“Laskar Aswaja isinya orang-orang NU, rujukannya juga doktrin Aswaja. Ini semacam gerakan masyarakat NU. Jadi, NU dan Laskar Aswaja memiliki misi dan visi yang sama. Keduanya harus bersinergi untuk membentengi ideologi Aswaja yang akhirakhir ini mulai dirongrong oleh kelompok-kelompok baru yang kalau berbicara terlalu keras, tindakannya keras, dan sepak terjangnya sangat meresahkan masyarakat,” kata Marsudi Suhud di Jakarta kemarin.
Marsudi Suhud berharap, Laskar Aswaja mampu memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat luas tentang arti dan maksud Aswaja, tanpa melalui jalan kekerasan sedikit pun.
Pengamat sosial keagamaan dan pakar politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saiful Umam berpendapat, istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) pernah dipakai oleh kelompok Islam radikal sehingga Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini sangat lekat dengan ciri khas Aswaja sempat kehilangan klaim dan otoritasnya.
“Karena itu, saya mendukung berdirinya Laskar Aswaja sebagai upaya untuk meng-counter wacana dari kelompok Islam radikal yang sering menggunakan pendekatan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan,” ungkap Saiful Umam.(lin)
()