Konflik DPR-DPD, perlu komunikasi intensif
A
A
A
Sindonews.com - Pimpinan DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) perlu menjalin hubungan dan komunikasi yang lebih baik untuk mengurangi gesekan perbedaan yang terjadi.
“Antara DPR dan DPD memang pasti saling berbeda dan jika disulut sedikit saja akan ramai. Perbedaan mendasar adalah soal kewenangan dua lembaga ini yang begitu timpang, padahal keduanya sama-sama disebut lembaga parlemen,” ujar pengamat kebijakan publik M Qodari kepada SINDO di Jakarta, kemarin.
Qodari menjelaskan, DPD yang tidak memiliki kewenangan apa-apa dalam sistem parlemen bikameral tentu menginginkan adanya pengakuan eksistensi, bahkan pelibatan dalam pembahasan undang- undang dan fungsi-fungsi parlemen lainnya.
Namun di sisi lain, DPR juga tidak mau kewenangan mereka sedikit dikurangi dengan adanya DPD. “Sebagai solusi adalah pertemuan antar pimpinan lembaga. Sebab eskalasi ketegangan itu kan tergantung pimpinan lembaganya. Kalau pimpinannya kalem dan cair,maka hubungan lembaga juga akan cair. Tapi kalau pimpinannya terlalu kaku maka hubungan juga makin kaku. Yang pasti pimpinan lembaga adalah representasi dari lembaga itu sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie mengaku menyesalkan sikap pimpinan DPD yang langsung menyerang dirinya secara pribadi dengan pernyataan- pernyataan yang tidak sesuai fakta.
Pimpinan DPD, kata dia, seharusnya bisa mengklarifikasi langsung pernyataannya tentang DPD dibanding langsung mengeluarkan pernyataan yang bernada menyerang secara personal.
“Saya heran dengan sikap pimpinan DPD yang langsung menyerang pribadi saya seolah saya tidak paham akan peran dan tugas DPD. Justru karena saya paham, saya mengatakan itu (peran dan fungsi DPD). Padahal saya justru mendukung langkah DPD untuk mengamedemen UUD, tapi kondisinya DPR tidak punya keberanian untuk itu,” ujar Marzuki.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini menjelaskan, selama ini justru Wakil Ketua DPD Laode Ida yang entah dengan tujuan apa selalu menyerang dan memojokkan DPR.
“Dia (La Ode) menentang rencana pembangunan Gedung DPR saya terima, tapi sikapnya inkonsisten, dia mendukung rencana pembangunan gedung DPD di daerah. Kalau memang mau bertugas di daerah sih tidak apa-apa,lah sekarang mereka lebih banyak di Jakarta,untuk apa gedung di daerah?” tegasnya.
Ketua DPD Irman Gusman mengaku tidak percaya Marzuki Alie mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan DPD.(lin)
“Antara DPR dan DPD memang pasti saling berbeda dan jika disulut sedikit saja akan ramai. Perbedaan mendasar adalah soal kewenangan dua lembaga ini yang begitu timpang, padahal keduanya sama-sama disebut lembaga parlemen,” ujar pengamat kebijakan publik M Qodari kepada SINDO di Jakarta, kemarin.
Qodari menjelaskan, DPD yang tidak memiliki kewenangan apa-apa dalam sistem parlemen bikameral tentu menginginkan adanya pengakuan eksistensi, bahkan pelibatan dalam pembahasan undang- undang dan fungsi-fungsi parlemen lainnya.
Namun di sisi lain, DPR juga tidak mau kewenangan mereka sedikit dikurangi dengan adanya DPD. “Sebagai solusi adalah pertemuan antar pimpinan lembaga. Sebab eskalasi ketegangan itu kan tergantung pimpinan lembaganya. Kalau pimpinannya kalem dan cair,maka hubungan lembaga juga akan cair. Tapi kalau pimpinannya terlalu kaku maka hubungan juga makin kaku. Yang pasti pimpinan lembaga adalah representasi dari lembaga itu sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie mengaku menyesalkan sikap pimpinan DPD yang langsung menyerang dirinya secara pribadi dengan pernyataan- pernyataan yang tidak sesuai fakta.
Pimpinan DPD, kata dia, seharusnya bisa mengklarifikasi langsung pernyataannya tentang DPD dibanding langsung mengeluarkan pernyataan yang bernada menyerang secara personal.
“Saya heran dengan sikap pimpinan DPD yang langsung menyerang pribadi saya seolah saya tidak paham akan peran dan tugas DPD. Justru karena saya paham, saya mengatakan itu (peran dan fungsi DPD). Padahal saya justru mendukung langkah DPD untuk mengamedemen UUD, tapi kondisinya DPR tidak punya keberanian untuk itu,” ujar Marzuki.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini menjelaskan, selama ini justru Wakil Ketua DPD Laode Ida yang entah dengan tujuan apa selalu menyerang dan memojokkan DPR.
“Dia (La Ode) menentang rencana pembangunan Gedung DPR saya terima, tapi sikapnya inkonsisten, dia mendukung rencana pembangunan gedung DPD di daerah. Kalau memang mau bertugas di daerah sih tidak apa-apa,lah sekarang mereka lebih banyak di Jakarta,untuk apa gedung di daerah?” tegasnya.
Ketua DPD Irman Gusman mengaku tidak percaya Marzuki Alie mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan DPD.(lin)
()