Tolak BBM naik, PDIP bantah lakukan pencitraan
A
A
A
Sindonews.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membantah bahwa sikap penolakan partai tersebut dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April 2012 mendatang berkaitan dengan pencitraan pada Pemilihan Presiden pada 2014 mendatang.
Tindakan penolakan tersebut, menurut anggota komisi XI DPR RI dari fraksi PDIP, Arif Budimanta mengatakan, sikap partai dalam melakukan penolakan kenaikan bahan bakar minyak tersebut murni karena pertimbangan faktor konstitusinal serta rasionalitas perekonomian.
"Saya rasa sikap kami ini tidak ada hubungannya dengan pilpres 2014 mendatang. Ini semata mata karena pertimbangan beberapa hal. Pertama kalkulasinya adalah pertimbangan konstitusioanal, kemudian yang kedua pertimbangan rasionalitas ekonomi kita secara keseluruhan kemudian yang ketiga realitas sosial yang ada di masyarakat," jelas Arif Budimantan kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/3/2012).
Dia mengatakan, masyarakat menginginkan tidak terjadi kenaikan harga BBM, harga BBM belum naik saja , harga barang sudah naik.
"Pastinya jika BBM sudah naik harga barang kebutuhan pokok akan semakin menggila, dan menyusahkan rakyat," pungkasnya. (wbs)
Tindakan penolakan tersebut, menurut anggota komisi XI DPR RI dari fraksi PDIP, Arif Budimanta mengatakan, sikap partai dalam melakukan penolakan kenaikan bahan bakar minyak tersebut murni karena pertimbangan faktor konstitusinal serta rasionalitas perekonomian.
"Saya rasa sikap kami ini tidak ada hubungannya dengan pilpres 2014 mendatang. Ini semata mata karena pertimbangan beberapa hal. Pertama kalkulasinya adalah pertimbangan konstitusioanal, kemudian yang kedua pertimbangan rasionalitas ekonomi kita secara keseluruhan kemudian yang ketiga realitas sosial yang ada di masyarakat," jelas Arif Budimantan kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/3/2012).
Dia mengatakan, masyarakat menginginkan tidak terjadi kenaikan harga BBM, harga BBM belum naik saja , harga barang sudah naik.
"Pastinya jika BBM sudah naik harga barang kebutuhan pokok akan semakin menggila, dan menyusahkan rakyat," pungkasnya. (wbs)
()