Aktivis GMNI ditembak depan anak & istri
A
A
A
Sindonews.com - Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Rahmatullah ditembak tepat di depan anak, istri dan orangtuanya. Rahmat ditembak aparat kepolisian karena dituding merampok rumah milik H Sofyan. Namun, tudingan itu tidak pernah terbukti hingga kini.
Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jember Sapto Rahardjanto mengatakan, penembakan terhadap Rahmat menimbulkan rasa trauma kepada anak, istri dan orangtuanya.
"Tidak ada tanggung jawab medis oleh polisi. Rahmat mengeluarkan sendiri peluru di dalam kakinya, sebelah lutut. Mana sisi kemanusiaan polisi," ujar Sapto kepada wartawan di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/2/2012).
Penangkapan disertai penembakan terhadap Rahmat, tidak sesuai dengan prosedur tetap kepolisian. Sebab, saat ditembak Rahmat tidak melawan dan berusaha kabur.
"Dia lagi tidur ditembak kakinya, Ibu Rahmat juga ditodong pada waktu itu. Dia ditembak di depan anaknya yang masih kelas 2 SD, istri dan ayahnya," tambahnya.
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengungkapkan, Polri akan menerjunkan tim ke Jember melihat kasus ini secara detail. "Kalau memang ada kesalahan akan dipidanakan," tambah Saud. (san)
Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jember Sapto Rahardjanto mengatakan, penembakan terhadap Rahmat menimbulkan rasa trauma kepada anak, istri dan orangtuanya.
"Tidak ada tanggung jawab medis oleh polisi. Rahmat mengeluarkan sendiri peluru di dalam kakinya, sebelah lutut. Mana sisi kemanusiaan polisi," ujar Sapto kepada wartawan di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/2/2012).
Penangkapan disertai penembakan terhadap Rahmat, tidak sesuai dengan prosedur tetap kepolisian. Sebab, saat ditembak Rahmat tidak melawan dan berusaha kabur.
"Dia lagi tidur ditembak kakinya, Ibu Rahmat juga ditodong pada waktu itu. Dia ditembak di depan anaknya yang masih kelas 2 SD, istri dan ayahnya," tambahnya.
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengungkapkan, Polri akan menerjunkan tim ke Jember melihat kasus ini secara detail. "Kalau memang ada kesalahan akan dipidanakan," tambah Saud. (san)
()