Keluarga pilot nyabu ditipu Rp600 juta
A
A
A
Sindonews.com - Pelaku penipuan senilai Rp600 juta dengan modus mengaku sebagai pejabat BNN menjalani proses pemeriksaan di kepolisian. Pelaku Asril Indrawan (56), memeras Samsul A, orangtua pilot Lion Air, Harum Hadi yang anaknya telah diamankan BNN, karena menggunakan sabu di Makassar.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jakarta Raya Kombespol Toni Hermanto menerangkan, dalam menjalankan aksinya pelaku memanfaatkan isu yang sedang santer di media dengan menyantroni rumah keluarga pilot Lion Air. "Pelaku menjanjikan dapat mengurus AH agar tidak diproses hukum dan hanya direhabilitasi di pusat rehabilitasi narkoba di Lido, Jawa Barat," tuturnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (14/2/2012).
Toni memaparkan, pelaku yang bekarja sebagai pegawai salah satu BUMN, mengaku sebagai pejabat BNN dan menanyakan informasi dan nomor telepon keluarga korban. Aksinya, dilanjutkan dengan menghubungi orangtua sang pilot.
"Barang bukti yang terhimpun oleh polisi beberapa lembar slip bukti transfers rekening BCA yang jika dijumlahkan sebesar Rp600.000.000, tertanggal 18 Januari 2012. Kita masih mendalami kasus ini , mengingat modus yang digunakan dan jumlah angka penipuan yang besar," paparnya.
Sementara itu, Romi Sagiman, Deputi Pemberantasan BNN menerangkan pihaknya merasa dirugikan dengan kejadian tersebut. "Tentu sangat merugikan nama baik BNN . Untuk itu kami merasa perlu melakukan penyidikan lebih lanjut," teranganya.
Untuk mengantisipasi terulangnya hal yang sama, Romi telah menginstruksikan kepada stafnya untuk lebih berhati-hati. "Ini bisa mengingatkan kepada penyidik narkotik dan staf bisa lebih waspada untuk lebih teliti menerima telepon atau pesan pandek dari orang yang mengaku pejabat," pungkasnya. (wbs)
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jakarta Raya Kombespol Toni Hermanto menerangkan, dalam menjalankan aksinya pelaku memanfaatkan isu yang sedang santer di media dengan menyantroni rumah keluarga pilot Lion Air. "Pelaku menjanjikan dapat mengurus AH agar tidak diproses hukum dan hanya direhabilitasi di pusat rehabilitasi narkoba di Lido, Jawa Barat," tuturnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (14/2/2012).
Toni memaparkan, pelaku yang bekarja sebagai pegawai salah satu BUMN, mengaku sebagai pejabat BNN dan menanyakan informasi dan nomor telepon keluarga korban. Aksinya, dilanjutkan dengan menghubungi orangtua sang pilot.
"Barang bukti yang terhimpun oleh polisi beberapa lembar slip bukti transfers rekening BCA yang jika dijumlahkan sebesar Rp600.000.000, tertanggal 18 Januari 2012. Kita masih mendalami kasus ini , mengingat modus yang digunakan dan jumlah angka penipuan yang besar," paparnya.
Sementara itu, Romi Sagiman, Deputi Pemberantasan BNN menerangkan pihaknya merasa dirugikan dengan kejadian tersebut. "Tentu sangat merugikan nama baik BNN . Untuk itu kami merasa perlu melakukan penyidikan lebih lanjut," teranganya.
Untuk mengantisipasi terulangnya hal yang sama, Romi telah menginstruksikan kepada stafnya untuk lebih berhati-hati. "Ini bisa mengingatkan kepada penyidik narkotik dan staf bisa lebih waspada untuk lebih teliti menerima telepon atau pesan pandek dari orang yang mengaku pejabat," pungkasnya. (wbs)
()