Seleksi KPU-Bawaslu, timsel gelar wawancara terbuka
A
A
A
Sindonews.com - Tim Seleksi (Timsel) KPU-Bawaslu melakukan seleksi terakhir berupa wawancara terbuka pada 13–17 Februari 2014. Seleksi ini diikuti simulasi dan peragaan kemampuan setiap calon.
“Seleksi wawancara kita lakukan secara terbuka bahkan kita sediakan 20 tempat duduk untuk pihak yang ingin menyaksikan prosesnya secara langsung. Kemudian kita juga lakukan simulasi calon dalam merespons dan menyelesakan masalah. Dari sana kita bisa menilai kemampuan setiap calon,” ungkap anggota Timsel Siti Zuhro kepada Sindo.
Siti menjelaskan, seleksi wawancara dilakukan secara bertahap. Dari total 48 calon yang ada, tiap hari diseleksi 10 calon, kecuali pada hari terakhir yang akan diseleksi delapan calon anggota.
“Sekarang kan ada total 48 calon yang kita seleksi. Nah, dalam seleksi terakhir ini kita benar-benar dalami kemampuan tiap-tiap individu. Dari 30 nama calon KPU dan 18 calon Bawaslu, Timsel harus mencoret 16 calon KPU dan delapan calon Bawaslu sehingga didapat 14 calon terbaik untuk KPU dan 10 orang terbaik bagi calon Bawaslu,”tuturnya.
Siti menuturkan, pada seleksi wawancara kemarin ada beberapa calon yang mulai menunjukkan kelemahannya jika ditempatkan sebagai anggota KPU dan Bawaslu pusat. Kemampuannya masih sebatas level daerah.
Daya tahan dan kepemimpinannya juga masih belum kuat. “Untuk penilaian akhir, kita akan lakukan pleno pada 18 Februari nanti.Agendanya pada 28 Februari sudah harus kita setor hasil seleksi ini kepada presiden,”ungkapnya.
Terkait pengarusutamaan gender keterwakilan perempuan dalam komisioner KPUBawaslu, Siti mengatakan bahwa hal itu tetap menjadi perhatian Timsel.
Dalam tahap wawancara sudah ada delapan perempuan dari 30 calon anggota KPU serta lima perempuan dari 18 calon Bawaslu. Meski demikian, masalah kapasitas, integritas, kompetensi, dan kepemimpinan tetap menjadi pijakan utama dalam seleksi terhadap calon perempuan tersebut.
“Yang jelas kita upayakan agar 30 persen keterwakilan perempuan terpenuhi, tapi tetap harus memenuhi kualifikasi yang ada,”ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR Ganjar Pranowo mengatakan, DPR terus memantau proses seleksi yang dijalankan Timsel. Monitoring ini bukan dalam bentuk intervensi, melainkan pengawasan agar seleksi benar-benar berjalan fair.
“Setiap tahapan seleksi yang sudah dilakukan pasti kita monitor dan kita minta laporan. Alhamdulillah sejauh ini kita menilai seleksi berjalan fair sehingga 14 calon KPU dan 10 calon Bawaslu yang akan disodorkan nanti benar-benar berkualitas,”ungkapnya.
Politikus PDIP ini menjelaskan, DPR tentu sangat berharap ada kualitas yang baik dari hasil seleksi Timsel sehingga memudahkan DPR dalam melakukan uji kelayakan dan kepatutan.
Terkait kekhawatiran bahwa proses tersebut di DPR bakal alot karena banyak kepentingan politik, Ganjar menegaskan, pemikiran tersebut terlalu berlebihan. Semua fraksi di DPR menyadari bahwa pembenahan penyelenggara pemilu mutlak dibutuhkan agar Pemilu 2014 tidak amburadul seperti Pemilu 2009.
“Kesadaran DPR tentang hal itu tidak perlu diragukan. Jadi kita harus optimistis bahwa kapabilitas, kapasitas, integritas, dan leadership anggota KPU-Bawaslu tetap nomor satu. Kita di DPR bahkan akan tetap mengawasi KPU dalam membuat peraturan teknis ketika nama-nama anggota komisioner sudah terpilih,”ucapnya.(ndo)
“Seleksi wawancara kita lakukan secara terbuka bahkan kita sediakan 20 tempat duduk untuk pihak yang ingin menyaksikan prosesnya secara langsung. Kemudian kita juga lakukan simulasi calon dalam merespons dan menyelesakan masalah. Dari sana kita bisa menilai kemampuan setiap calon,” ungkap anggota Timsel Siti Zuhro kepada Sindo.
Siti menjelaskan, seleksi wawancara dilakukan secara bertahap. Dari total 48 calon yang ada, tiap hari diseleksi 10 calon, kecuali pada hari terakhir yang akan diseleksi delapan calon anggota.
“Sekarang kan ada total 48 calon yang kita seleksi. Nah, dalam seleksi terakhir ini kita benar-benar dalami kemampuan tiap-tiap individu. Dari 30 nama calon KPU dan 18 calon Bawaslu, Timsel harus mencoret 16 calon KPU dan delapan calon Bawaslu sehingga didapat 14 calon terbaik untuk KPU dan 10 orang terbaik bagi calon Bawaslu,”tuturnya.
Siti menuturkan, pada seleksi wawancara kemarin ada beberapa calon yang mulai menunjukkan kelemahannya jika ditempatkan sebagai anggota KPU dan Bawaslu pusat. Kemampuannya masih sebatas level daerah.
Daya tahan dan kepemimpinannya juga masih belum kuat. “Untuk penilaian akhir, kita akan lakukan pleno pada 18 Februari nanti.Agendanya pada 28 Februari sudah harus kita setor hasil seleksi ini kepada presiden,”ungkapnya.
Terkait pengarusutamaan gender keterwakilan perempuan dalam komisioner KPUBawaslu, Siti mengatakan bahwa hal itu tetap menjadi perhatian Timsel.
Dalam tahap wawancara sudah ada delapan perempuan dari 30 calon anggota KPU serta lima perempuan dari 18 calon Bawaslu. Meski demikian, masalah kapasitas, integritas, kompetensi, dan kepemimpinan tetap menjadi pijakan utama dalam seleksi terhadap calon perempuan tersebut.
“Yang jelas kita upayakan agar 30 persen keterwakilan perempuan terpenuhi, tapi tetap harus memenuhi kualifikasi yang ada,”ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR Ganjar Pranowo mengatakan, DPR terus memantau proses seleksi yang dijalankan Timsel. Monitoring ini bukan dalam bentuk intervensi, melainkan pengawasan agar seleksi benar-benar berjalan fair.
“Setiap tahapan seleksi yang sudah dilakukan pasti kita monitor dan kita minta laporan. Alhamdulillah sejauh ini kita menilai seleksi berjalan fair sehingga 14 calon KPU dan 10 calon Bawaslu yang akan disodorkan nanti benar-benar berkualitas,”ungkapnya.
Politikus PDIP ini menjelaskan, DPR tentu sangat berharap ada kualitas yang baik dari hasil seleksi Timsel sehingga memudahkan DPR dalam melakukan uji kelayakan dan kepatutan.
Terkait kekhawatiran bahwa proses tersebut di DPR bakal alot karena banyak kepentingan politik, Ganjar menegaskan, pemikiran tersebut terlalu berlebihan. Semua fraksi di DPR menyadari bahwa pembenahan penyelenggara pemilu mutlak dibutuhkan agar Pemilu 2014 tidak amburadul seperti Pemilu 2009.
“Kesadaran DPR tentang hal itu tidak perlu diragukan. Jadi kita harus optimistis bahwa kapabilitas, kapasitas, integritas, dan leadership anggota KPU-Bawaslu tetap nomor satu. Kita di DPR bahkan akan tetap mengawasi KPU dalam membuat peraturan teknis ketika nama-nama anggota komisioner sudah terpilih,”ucapnya.(ndo)
()