Prihatin maraknya kecelakaan lalu lintas

Senin, 13 Februari 2012 - 07:58 WIB
Prihatin maraknya kecelakaan...
Prihatin maraknya kecelakaan lalu lintas
A A A
Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih sangat tinggi. Setidaknya dalam seminggu terakhir ini saja telah terjadi tiga kecelakaan dahsyat yang menewaskan belasan jiwa.

Ironisnya ketiga kecelakaan tersebut semuanya melibatkan bus yang merupakan transportasi murah bagi masyarakat kita. Tiga kecelakaan itu bukan yang pertama.

Sebelumnya banyak sekali terjadi kecelakaan serupa yang korbannya juga tidak sedikit. Ironisnya pula, hal itu tidak juga dijadikan pelajaran untuk mengoreksi ulang kebijakan lalu lintas kita agar kasus serupa tidak terulang.

Padahal jika semua aturan ditaati, kecelakaan seperti ini bisa dihindari. Karena rata-rata penyebab kecelakaan selama ini adalah human error ditambah kondisi kendaraan yang sebenarnya sudah tidak layak jalan.

Banyak sekali kasus kecelakaan yang diakibatkan pengemudi yang ugal-ugalan atau mengantuk. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena kecerobohannya itu tidak saja membahayakan jiwanya, tetapi juga penumpang dan orang lain di dekatnya.

Banyak pemilik kendaraan umum yang “menutup mata” melihat busnya sudah tidak layak jalan, misalnya rem blong atau ban sudah halus. Mereka sering kali mengganti ban dengan yang vulkanisiran yang jelas jauh dari aman saat dipakai berkendara.

Tak jarang untuk menekan biaya, mereka melakukan sistem “kanibalisme” dengan armada lainnya. Untuk menghindari itu, pengawasan terhadap perusahaan bus harus ditingkatkan.

Faktor-faktor di atas sebenarnya merupakan kesengajaan yang bisa dihindari agar tidak terjadi kecelakaan. Karena itu, kesadaran untuk mengemudi secara aman (safety driving) wajib dilakukan setiap pengendara, termasuk kendaraan pribadi. Misalnya, menghindari ngebut saat mengemudi atau tidak mengemudi saat mengantuk.

Pemerintah sebenarnya juga memiliki andil yang besar terhadap terjadinya kecelakaan tersebut. Kemudahan memberikan surat kelulusan uji kir membuat pemilik kendaraan tidak melengkapi kendaraannya sesuai dengan standar keselamatan. Banyak kendaraan yang sebenarnya tak layak jalan bisa lulus uji kir karena mereka memberikan “sesuatu” kepada petugas.

Polisi yang begitu mudah memberikan surat izin mengemudi (SIM) juga membuat pengemudi tidak berhati-hati dalam berkendara. Pemerintah seharusnya belajar banyak dari China soal mengelola lalu lintas. Misalnya, betapa Pemerintah China sangat ketat dalam menegakkan disiplin berkendara. Untuk mendapatkan SIM juga sangat sulit dan mahal.

Apabila seseorang melanggar, SIM-nya bisa langsung dicabut, bahkan yang bersangkutan sangat susah mendapatkan SIM lagi. Intinya, pemberian SIM yang selektif itu bisa menekan angka kecelakaan lalu lintas. Maraknya kecelakaan belakangan ini seharusnya dijadikan momentum bagi pemerintah untuk membenahi kinerjanya.

Jangan sampai terjadi lagi “transaksi” yang dapat memudahkan kendaraan yang tak layak jalan bisa mendapatkan surat lulus uji kir. Ke depan, petugas juga harus sangat ketat dalam memberikan SIM kepada orang yang benar-benar layak menerimanya.

Petugas juga harus tegas dalam menegakkan aturan berkendara di jalan raya tanpa pandang bulu. Bagaimanapun rendahnya hukuman bagi pelanggar juga menjadi penyebab kecelakaan. Karena itu, siapa pun yang melanggar harus ditindak tegas sesuai aturan, kalau perlu dicabut SIM-nya agar tingkat kecelakaan bisa ditekan seminimal mungkin.

Sulitnya mendapatkan SIM akan membuat masyarakat hati-hati dalam berlalu lintas.Akhirnya, masyarakat tidak lagi merasa waswas bila berkendaraan di jalan raya, termasuk bila ingin menaiki kendaraan umum.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6400 seconds (0.1#10.140)