Jamaah Ahmadiyah masih diperlakukan diskriminatif

Senin, 06 Februari 2012 - 16:24 WIB
Jamaah Ahmadiyah masih...
Jamaah Ahmadiyah masih diperlakukan diskriminatif
A A A
Sindonews.com - Tragedi berdarah yang menewaskan tiga orang jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, tepat satu tahun. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu 6 Februari 2011 tersebut hingga kini belum tuntas diusut dan tak jelas bagaimana nasib korbannya.

Firdaus Mubarik, jamaah Ahmadiyah mengaku kecewa dengan tindakan aparat kepolisian saat kejadian tersebut. Karena polisi yang semula terlihat berjaga, justru menghilang ketika kerusuhan pecah dan mengakibatkan tiga orang meninggal dan banyak warga lainnya luka parah.

"Hingga kini warga Ahmadiyah masih sulit pulang ke rumahnya di Cikeusik, karena mendapat penolakan dari warga setempat bahkan dari aparat kepolisian. Kalau tidak percaya, silakan anda ke kota (Kota Pandeglang), di sana anda harus tanda tangan keluar dari Ahmadiyah. Baru anda bisa pulang ke rumah ini," ujarnya di Gedung LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2012).

Selain mendapatkan perlakuan yang buruk, Firdaus dan warga Ahmadiyah lainnya juga masih mengalami tindakan diskriminatif dari warga sekitar. Bahkan setelah sekitar 30 undang-undang di tingkat kota dan daerah dibuat dengan tujuan melarang warga Ahmadiyah untuk beraktivitas termasuk beribadah.

Lembaga Bantuan Hukum Jakarta Muhamad Isnur menyampaikan, dukungannya kepada jamaah Ahmadiyah di Cikeusik dalam penegakan hukum sekaligus penegakan hak warga negara untuk beragama dan berkeyakinan.

Pihaknya memandang polisi telah gagal melaksanakan tugas pada hari kejadian nahas tersebut. "Paling tidak ada tiga kegagalan polisi saat itu, yaitu gagal mengamankan keadaan, gagal membawa pelaku ke meja hijau dan gagal memberi rasa aman kepada korban," terangnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0352 seconds (0.1#10.140)