Persoalan kecil tak cukup alasan jadi amuk massa

Jum'at, 03 Februari 2012 - 12:18 WIB
Persoalan kecil tak...
Persoalan kecil tak cukup alasan jadi amuk massa
A A A
Sindonews.com - Amuk massa belakangan ini marak terjadi di Tanah Air. Ironisnya, amuk massa bisa terjadi hanya disebabkan persoalan kecil seperti senggolan saat menonton dangdut.

Berangkat dari sini, Dewan Pimpinan Daerah Perwakilan Daerah (DPD) mengangkat tema "Amuk Massa di Tanah Air, akar dan solusinya" dalam diskusi rutin digelar di Pressroom DPD, Jakarta mengundang Budayawan Arswendo Atmowiloto.

Menurut Arswendo, amuk massa tak lepas dari persoalan kekerasan. Namun kekerasan yang terjadi di masa lalu dengan kekerasan yang terjadi sekarang ini berbeda.

Zaman dahulu kala, kekerasan seringkali diawali oleh rasa cemburu. Seperti kisah kakak beradik Kain dan Habil. "Dalam kisah Kain dan Habil ini, Kain yang memaksakan kehendak kepada Habil adik kandungnya. Namun itu tidak termasuk amuk massa, karena manusia jumlahnya belum banyak," kata Arswendo, di pressroom DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (3/2/2012).

Sekarang manusia jumlahnya makin banyak, sehingga kekerasan dapat dipicu oleh persoalan apa saja. "Misalnya, senggolan saat menyanyi dangdut, nonton sepak bola, demo atas kemauan sendiri atau karena dibayar," tuturnya.

Sebenarnya amuk massa disebabkan persoalan kecil terkesan memaksa. Sebab sejujurnya tak cukup alasan untuk menjadi amuk massa.

"Amuk terkesan memaksa itu seperti kekerasan dari individu ke individu lain, dimulai dari masalah pribadi, kemudian melebar antar kelompok yang diidentikkan, lalu menjalar ke properti atau bahkan ke intitusi," paparnya.

Seharusnya, menurut Arswendo, persoalan dimulai dari individu tak perlu diikuti. "Kalau dari individu ke individu, satu lawan satu, ji do ji, biar sajalah," ujar Arswendo dengan gaya cueknya.

Tapi, jika amuk itu berbentuk tawuran, pertempuran antar komunitas, warga, suku, agama baru menjadi persoalan berbahaya dan gawat. Karena amuk massa model itu menyebabkan korban tewas. "Karena dari kejadian ini akan terjadi ti ji ti beh, mati siji mati kabeh, satu mati semua mati," tambahnya.

Kejadian seperti itu zaman dulu juga pernah terjadi. Contohnya, penculikan Sinta oleh Rahwana menjadi perang besar menjadi penyebab pecahnya perang antara Keraton Ayodya dengan Alengka. Perang tak berakhir sebelum semua lawan dilenyapkan. (lin)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0370 seconds (0.1#10.140)