Brimob tembak warga, Kapolri tenang saja
A
A
A
Sindonews.com - Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengaku sudah mengetahui insiden penembakan lima warga Batang Kumuh, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hullu, Riau, oleh anggota Brigade Mobil (Brimob) dari Polda Sumatera Utara (Sumut).
Menurut Timur, penembakan itu dipicu oleh konflik pertanahan antar kelompok masyarakat. "Ini masalah sengketa lahan saja, antara masyarakat dan kelompok masyarakat yang ada di sana," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (3/2/2012).
Ditambahkan dia, untuk menghindari konflik lanjutan, pihak kepolisian sudah diterjunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) melakukan pengamanan. "Saya kira petugas di sana sudah berupaya meredam aksi tersebut supaya tidak parah lagi, kemudian melumpuhkan," terangnya.
Ditanya lebih lanjut, langkah apa yang sudah dilakukan Polda Sumut atas insiden penembakan tersebut, Timur bungkam. Dia hanya menjelaskan, saat ini polisi sudah memeriksa lima warga terkait insiden itu. "Sekarang sedang diperiksa di Polda Riau," pungkasnya.
Kuasa hukum warga Batang Kumuh Nasir Sihotang membantah keterangan Timur. Menurutnya, penembakan warga di Riau bukan antar warga dengan warga. Tapi, warga dengan perusahaan PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) Sumut.
Aksi penembakan dipicu dari masuknya alat berat milik PT Mazumo ke lokasi sengketa lahan, sekira pukul 11.00 WIB. Hal itu membuat warga geram dan mendatangi alat eskavator. Mereka mengklaim, tanah yang berbatasan dengan Sumut-Riau itu merupakan tanah warga.
Terjadilah keributan antara warga dengan karyawan perusahaan. Namun tiba-tiba puluhan personel Brimob Polda Sumut yang membeking perusahaan dengan senjata lengkap langsung menyerang warga.
"Saat itu polisi menembaki warga dengan membabi buta. Warga berhamburan menyelamatkan diri. Sebagian warga terkena luka ditembak. Sedangkan lima warga lain ditangkap," terangnya. (san)
Menurut Timur, penembakan itu dipicu oleh konflik pertanahan antar kelompok masyarakat. "Ini masalah sengketa lahan saja, antara masyarakat dan kelompok masyarakat yang ada di sana," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (3/2/2012).
Ditambahkan dia, untuk menghindari konflik lanjutan, pihak kepolisian sudah diterjunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) melakukan pengamanan. "Saya kira petugas di sana sudah berupaya meredam aksi tersebut supaya tidak parah lagi, kemudian melumpuhkan," terangnya.
Ditanya lebih lanjut, langkah apa yang sudah dilakukan Polda Sumut atas insiden penembakan tersebut, Timur bungkam. Dia hanya menjelaskan, saat ini polisi sudah memeriksa lima warga terkait insiden itu. "Sekarang sedang diperiksa di Polda Riau," pungkasnya.
Kuasa hukum warga Batang Kumuh Nasir Sihotang membantah keterangan Timur. Menurutnya, penembakan warga di Riau bukan antar warga dengan warga. Tapi, warga dengan perusahaan PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) Sumut.
Aksi penembakan dipicu dari masuknya alat berat milik PT Mazumo ke lokasi sengketa lahan, sekira pukul 11.00 WIB. Hal itu membuat warga geram dan mendatangi alat eskavator. Mereka mengklaim, tanah yang berbatasan dengan Sumut-Riau itu merupakan tanah warga.
Terjadilah keributan antara warga dengan karyawan perusahaan. Namun tiba-tiba puluhan personel Brimob Polda Sumut yang membeking perusahaan dengan senjata lengkap langsung menyerang warga.
"Saat itu polisi menembaki warga dengan membabi buta. Warga berhamburan menyelamatkan diri. Sebagian warga terkena luka ditembak. Sedangkan lima warga lain ditangkap," terangnya. (san)
()