Pernah dimarahi, Mahfud MD tetap idolakan Gus Dur
A
A
A
Sindonews.com - Meski pernah berseberangan pandangan politik, Mahfud MD mengaku tetap mengidolai sosok Abdurrahaman Wahid (Gus Dur). Mendiang Gus Dur di mata Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini membumi, tak pernah membeda-bedakan, dan selalu merasa sama dengan orang lain.
Satu hal paling berkesan bagi Mahfud dari perangai Gus Dur adalah humorisnya. Meski suka humor, setiap perkataannya mengandung pesan moral.
"Jadi humornya Gus Dur itu ada pesan moralnya," tutur Mahfud pada acara bincang-bincang di Sindo Radio, MNC Tower, Jakarta Pusat, Senin malam 30 Januari.
Yang unik lagi, menurut Mahfud, ketika mantan Presiden RI hendak menegur orang lain karena melakukan kesalahan. Biasanya, Gus Dur akan menghina dirinya sendiri dulu baru orang lain ditegurnya, itupun masih diselingi humor.
"Kalau mau negur pake perumpamaan dulu, terus juga mengejek dirinya sendiri baru dia menasehati orang lain," kenang Mahfud.
Perbedaan pandangan politik waktu itu terjadi 2004 lalu, saat itu Mahfud mendukung pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sedangkan Muhaimin Iskandar mendukung Megawati Soekarnoputeri, sementara Gus Dur tak mendukung dua-duanya.
"Itu perbedaan pandangan politik saya dengan beliau. Saya sempat dimarahi Gus Dur, tidak lama kemudian saya menemui beliau dan saya mengundurkan diri Ketua Fraksi PKB," tambahnya.
Diakui Mahfud, waktu itu berbagai media santer memberitakan tentang hengkangnya Mahfud dari PKB. Dia bersyukur masalah itu selesai dan tak berlarut-larut.
Yang pasti masalah mengidolai tokoh, Mahfud tidak mengidolakan satu tokoh nasional. Idola terhadap seseorang lebih melihat dari berbagai perspektif.
"Saya tidak punya idola satu tokoh. Kalau Gus Dur dengan sifat merasa sama dengan yang lain, Pak Harto dengan ketegasannya, Bung Karno dengan sikap nasionalismenya. Jadi dari berbagai perspektif," tukasnya. (lin)
Satu hal paling berkesan bagi Mahfud dari perangai Gus Dur adalah humorisnya. Meski suka humor, setiap perkataannya mengandung pesan moral.
"Jadi humornya Gus Dur itu ada pesan moralnya," tutur Mahfud pada acara bincang-bincang di Sindo Radio, MNC Tower, Jakarta Pusat, Senin malam 30 Januari.
Yang unik lagi, menurut Mahfud, ketika mantan Presiden RI hendak menegur orang lain karena melakukan kesalahan. Biasanya, Gus Dur akan menghina dirinya sendiri dulu baru orang lain ditegurnya, itupun masih diselingi humor.
"Kalau mau negur pake perumpamaan dulu, terus juga mengejek dirinya sendiri baru dia menasehati orang lain," kenang Mahfud.
Perbedaan pandangan politik waktu itu terjadi 2004 lalu, saat itu Mahfud mendukung pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sedangkan Muhaimin Iskandar mendukung Megawati Soekarnoputeri, sementara Gus Dur tak mendukung dua-duanya.
"Itu perbedaan pandangan politik saya dengan beliau. Saya sempat dimarahi Gus Dur, tidak lama kemudian saya menemui beliau dan saya mengundurkan diri Ketua Fraksi PKB," tambahnya.
Diakui Mahfud, waktu itu berbagai media santer memberitakan tentang hengkangnya Mahfud dari PKB. Dia bersyukur masalah itu selesai dan tak berlarut-larut.
Yang pasti masalah mengidolai tokoh, Mahfud tidak mengidolakan satu tokoh nasional. Idola terhadap seseorang lebih melihat dari berbagai perspektif.
"Saya tidak punya idola satu tokoh. Kalau Gus Dur dengan sifat merasa sama dengan yang lain, Pak Harto dengan ketegasannya, Bung Karno dengan sikap nasionalismenya. Jadi dari berbagai perspektif," tukasnya. (lin)
()