Ditinggal Samad, KPK diterjang badai
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah dilanda badai. Kabar tak sedap terkait perpecahan kepemimpinan selepas kepergian Ketua KPK Abraham Samad ke luar negeri pun dihembuskan.
Juru Bicara KPK Johan Budi, dengan tegas membantah kabar itu. Menurutnya, hingga kini pimpinan KPK tetap solid dalam memberantas korupsi dan kasus-kasus besar yang melanda para pejabat di Tanah Air. Ditetapkannya Miranda Goeltom dan Wa Ode Nurhayati sebagai tersangka merupakan bukti keseriusan KPK dalam mengungkap korupsi yang menggrogoti bangsa ini.
"Isu yang berkembang tentang perpecahan di internal KPK sangat tidak benar. Pak Ketua (Abraham Samad), waktu itu sedang pergi umroh," tuturnya kepada wartawan, di gedung KPK Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan (Jaksel), Senin (30/1/2012).
Johan juga membantah ada pertemuan yang membahas tentang pemimpin KPK dan kasus-kasus besar yang sedang ditanganinya, pada 23 Januari 2012, pukul 23.00 WIB, di Gedung KPK. "Malam itu tidak ada rapat apa-apa, pak ketua (Abraham Samad) lagi umroh," tegasnya.
Menurut Johan, badai yang melanda KPK sengaja dihembuskan oleh sekelompok orang. Namun mereka tidak pernah memikirkan matang-matang serangan tersebut hingga yang terlihat justru mengada-ada dan ingin memperkeruh suasana. "Isu itu sengaja dilontarkan, cuma tidak dipikirkan secara matang. Karena waktu itu tanggal merah," terangnya.
Seperti diketahui, sejumlah kasus besar yang ditangani KPK saat ini banyak melibatkan sejumlah tokoh nasional. Sebut saja kasus suap Wisma Atlet SEA Games dengan tersangka Mohammad Nazaruddin. Dalam kasus itu, mantan kader partai penguasa itu kerap menyebut-nyebut Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai "Bos Besar".
Belum lagi kasus mega skandal Bank Century yang diduga juga melibatkan orang nomor dua di Indonesia itu. Hingga kini, kasus-kasus itu masih menjadi bola panas yang bisa ditendang dan mengenai siapa saja. Sementara itu, masyarakat menunggu? (san)
Juru Bicara KPK Johan Budi, dengan tegas membantah kabar itu. Menurutnya, hingga kini pimpinan KPK tetap solid dalam memberantas korupsi dan kasus-kasus besar yang melanda para pejabat di Tanah Air. Ditetapkannya Miranda Goeltom dan Wa Ode Nurhayati sebagai tersangka merupakan bukti keseriusan KPK dalam mengungkap korupsi yang menggrogoti bangsa ini.
"Isu yang berkembang tentang perpecahan di internal KPK sangat tidak benar. Pak Ketua (Abraham Samad), waktu itu sedang pergi umroh," tuturnya kepada wartawan, di gedung KPK Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan (Jaksel), Senin (30/1/2012).
Johan juga membantah ada pertemuan yang membahas tentang pemimpin KPK dan kasus-kasus besar yang sedang ditanganinya, pada 23 Januari 2012, pukul 23.00 WIB, di Gedung KPK. "Malam itu tidak ada rapat apa-apa, pak ketua (Abraham Samad) lagi umroh," tegasnya.
Menurut Johan, badai yang melanda KPK sengaja dihembuskan oleh sekelompok orang. Namun mereka tidak pernah memikirkan matang-matang serangan tersebut hingga yang terlihat justru mengada-ada dan ingin memperkeruh suasana. "Isu itu sengaja dilontarkan, cuma tidak dipikirkan secara matang. Karena waktu itu tanggal merah," terangnya.
Seperti diketahui, sejumlah kasus besar yang ditangani KPK saat ini banyak melibatkan sejumlah tokoh nasional. Sebut saja kasus suap Wisma Atlet SEA Games dengan tersangka Mohammad Nazaruddin. Dalam kasus itu, mantan kader partai penguasa itu kerap menyebut-nyebut Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai "Bos Besar".
Belum lagi kasus mega skandal Bank Century yang diduga juga melibatkan orang nomor dua di Indonesia itu. Hingga kini, kasus-kasus itu masih menjadi bola panas yang bisa ditendang dan mengenai siapa saja. Sementara itu, masyarakat menunggu? (san)
()