Belum ada figur sekaliber SBY

Kamis, 26 Januari 2012 - 08:38 WIB
Belum ada figur sekaliber...
Belum ada figur sekaliber SBY
A A A
Sindonews.com - Hingga kini, popularitas dan elektabilitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum dapat disaingi figur lain baik dari kalangan parpol maupun luar parpol. Ini tantangan tersendiri bagi para bakal calon presiden (capres).
Guru besar ilmu politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Dede Mariyana menyatakan, masih kuatnya popularitas dan elektabilitas SBY dipengaruhi posisinya yang masih menjabat sebagai presiden.Namun, sesuai Konstitusi, dia tak bisa lagi mengikuti pemilihan presiden karena sudah menjabat selama dua periode.

Dede memaparkan, kekuatan SBY sangat mengakar melalui program pemerintahan yang dilaksanakan. Jaringannya di pemerintahan, pengusaha,dan militer sangat kokoh karena presiden adalah panglima tertinggi militer. Ketika SBY tidak bisa maju lagi di 2014, menjadi pertanyaan besar siapa penggantinya.

“Itu karena belum ada tokoh yang punya ‘kekuatan’ seperti SBY. Akibatnya Pilpres 2014 menjadi pertarungan yang sangat terbuka dan sulit diprediksi,” ujar Dede.

Dia menambahkan,kinerja beberapa figur yang dispekulasikan akan menjadi capres belum terlalu kelihatan di mata masyarakat. Kondisi ini bisa menguntungkan Partai Demokrat. Mungkin saja ketokohan SBY berperan besar sehingga figur yang didaulat menjadi penerusnya akan menang di 2014. Karena itu, Dede menyarankan parpol-parpol lain mulai membenahi programnya agar lebih mengakar.

Parpol sebaiknya jangan terpaku pada figur pimpinan partai, tetapi harus mengembangkan sayap alternatif menggandeng figur luar yang memiliki elektabilitas kuat dan mudah mendapat simpati masyarakat. Sementara itu, politikus Partai Demokrat Achsanul Qosasi mengatakan, hingga kini memang belum ada figur lain yang kuat untuk menyaingi SBY.

Karena itu, imbuh dia,Demokrat akan mengandalkan Presiden SBY untuk mencari dan memilih figur tepat sebagai penerus estafet kepemimpinan nasional 2014–2019.

”Kita menyadari bahwa kecintaan masyarakat pada figur Pak SBY sedemikian melekat. Kita pun meminta kesadaran masyarakat bahwa aturan membuat Pak SBY tak bisa lagi maju pada pilpres mendatang. Yang jelas nanti Pak SBY akan menentukan sikap siapa yang disiapkan menjadi penerus,” terang Achsanul.

Dia mengingatkan,mencari figur pemimpin tidak bisa sembarangan. Itu karena figur tersebut harus memaham ikondisiriil masyarakat serta mengetahui apa yang dibutuhkan rakyat. Di tempat terpisah,guru besar ilmu politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bachtiar Effendi mengatakan, para bakal capres pada akhirnya akan realistis dengan mencermati tren elektabilitas atau keterpilihannya sebelum benar-benar maju sebagai kandidat usungan parpol/koalisi parpol dalam Pilpres 2014.

Menurut Bachtiar ,munculnya para bakal capres baik yang memang dijagokan partai dan konstituennya maupun yang sekadar didorong faktor kepercayaan diri adalah bagian dari fenomena khas Indonesia yang terus terjadi setiap menjelang pilpres.

”Tapi pada akhirnya, jadi tidaknya bakal capres menjadi capres akan diten-tukan oleh peluang dari aspek popularitas dan elektabilitas berdasarkan hasil survei dan apakah ‘kendaraan’ politiknya cukup memadai,” kata Bachtiar di Jakarta kemarin.

Dia lebih tertarik untuk membahas apakah para bakal capres yang sudah muncul memang serius menjadi capres di 2014 atau tidak. Terlebih, syarat menjadi capres tidak mudah.

”Kalaupun itu ketua umum, harus bersungguh-sungguh agar berimbas ke parpolnya serta menggalang dukungan dari partai lain.Kalau itu tidak dilakukan, maka bisa jadi hanya untuk meramaikan pemberitaan media,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno menyatakan, adalah hal yang lumrah dan sangat realistis bila para kader partai mendorong kader terbaik menjadi bakal capres. Dengan semangat mengusung calon internal, kerja-kerja partai dapat lebih maksimal.

”Justru yang patut dipertanyakan adalah partai yang tidak punya keinginan mencalonkan kadernya di posisi puncak pemerintahan meski memang pada akhirnya semua partai akan melihat sebesar apa dukungan dari rakyat,” kata Teguh.(azh)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0499 seconds (0.1#10.140)