Ramadhan: Tak ada yang istimewa di Cikeas
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan pertemuan di Cikeas tadi malam membahas persoalan strategis yang menyelimuti partai. Mulai dari "Bos Besar" yang sering disebut M Nazaruddin dan Rosa, sampai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Sejumlah partai lain sudah memacu diri untuk persiapan-persiapan di Pilpres 2014 mendatang. Nah, kita ini bagaimana," ujanya kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Dalam pembicaraan itu, tampak anggota Dewan Pembina (Wanbin) kepada Ketua Wanbin PD menyampaikan keluhan maupun tantangan yang dihadapi partai dalam mendulang suara di Pilpres 2014.
"Mengingat di situ disampaikan apa sih yang menjadi persoalan Partai Demokrat, nah pikiran-pikiran, saran maupun pertimbangan-pertimbangan disampaikan langsung kepada SBY," jelasnya.
Ditambahkan dia, secara garis besar tak ada sesuatu yang luar biasa dalam pertemuan di Cikeas tersebut. "Memang dari waktu tiga jam maklumi saja, karena anggota Wanbin itu kan ada sekitar 30 orang," tambahnya.
Salah satu perdebatan hangat dalam pertemuan itu adalah tudingan Nazaruddin dan Rosa terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang dikabarkan pemilik julukan "Bos Besar" dalam kasus korupsi Wisma Atlet SEA GAMES di Palembang. Selain merusak nama partai, kasus tersebut juga menghancurkan citra partai dan pemerintahan SBY-Boediono.
Seperti diketahui, istilah "Ketua Besar" hadir pertama kali dalam berkas berita acara pemeriksaan (BAP) milik Rosa, salah satu terpidana kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games di Palembang yang sudah divonis 2,5 tahun oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Rosa, sebagaimana dikutip dari BAP, melakukan percakapan dengan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh. Berikut potongan percakapan mereka, "... jadi kalau boleh disediakan apel malang yang seger ya. Kalau ketua besar kenyang, kita kan enak."
Rahasia di balik pemilik julukan itu sebenarnya sudah diungkap oleh Nazaruddin dalam sidang. Menurutnya, pemilik julukan "Ketua Besar" itu adalah Ketua Badan Anggaran Melchias Markus Mekeng, sedang "Bos Besar" yang sering disebutnya adalah Anas Urbaningrum. (san)
"Sejumlah partai lain sudah memacu diri untuk persiapan-persiapan di Pilpres 2014 mendatang. Nah, kita ini bagaimana," ujanya kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Dalam pembicaraan itu, tampak anggota Dewan Pembina (Wanbin) kepada Ketua Wanbin PD menyampaikan keluhan maupun tantangan yang dihadapi partai dalam mendulang suara di Pilpres 2014.
"Mengingat di situ disampaikan apa sih yang menjadi persoalan Partai Demokrat, nah pikiran-pikiran, saran maupun pertimbangan-pertimbangan disampaikan langsung kepada SBY," jelasnya.
Ditambahkan dia, secara garis besar tak ada sesuatu yang luar biasa dalam pertemuan di Cikeas tersebut. "Memang dari waktu tiga jam maklumi saja, karena anggota Wanbin itu kan ada sekitar 30 orang," tambahnya.
Salah satu perdebatan hangat dalam pertemuan itu adalah tudingan Nazaruddin dan Rosa terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang dikabarkan pemilik julukan "Bos Besar" dalam kasus korupsi Wisma Atlet SEA GAMES di Palembang. Selain merusak nama partai, kasus tersebut juga menghancurkan citra partai dan pemerintahan SBY-Boediono.
Seperti diketahui, istilah "Ketua Besar" hadir pertama kali dalam berkas berita acara pemeriksaan (BAP) milik Rosa, salah satu terpidana kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games di Palembang yang sudah divonis 2,5 tahun oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Rosa, sebagaimana dikutip dari BAP, melakukan percakapan dengan anggota DPR dari Partai Demokrat Angelina Sondakh. Berikut potongan percakapan mereka, "... jadi kalau boleh disediakan apel malang yang seger ya. Kalau ketua besar kenyang, kita kan enak."
Rahasia di balik pemilik julukan itu sebenarnya sudah diungkap oleh Nazaruddin dalam sidang. Menurutnya, pemilik julukan "Ketua Besar" itu adalah Ketua Badan Anggaran Melchias Markus Mekeng, sedang "Bos Besar" yang sering disebutnya adalah Anas Urbaningrum. (san)
()