Mahyuddin: Saya bukan ketua besar!
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Komisi X DPR Mahyuddin mengaku terkejut namanya disebut sebagai "Ketua Besar" dalam proyek wisma atlet SEA Games. Mindo Rosalina Manulang menyebut nama Mahyuddin saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (16/1/2012).
Mahyuddin menegaskan dirinya tidak mengenal Rosa yang juga terpidana dalam kasus suap tersebut. Karena itu, penyebutan istilah "Ketua Besar" menurutnya tidak relevan.
"Saya enggak tahu masalah itu, saya tahunya wisma atlet di anggaran saja, pembahasan formal. Saya ini Ketua Komisi X, siapa yang bilang saya ketua besar? Apa hubungannya istilah itu? Saya enggak mengerti apa-apa, jangan asal menuduh," kata Mahyuddin kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Mahyuddin juga membantah mengikuti pertemuan informal terkait pembahasan proyek Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). "Enggak ada pertemuan informal pengaturan proyek. DPR hanya membahas pagu anggaran yang diajukan pemerintah terkait pelaksanaan persiapa SEA Games," jelasnya.
Politikus Partai Demokrat itu berharap pengadilan dapat menguji pernyataan Rosa untuk mengungkap fakta hukum dalam kasus korupsi ini. "Saya enggak kenal Rosa, kenapa disebut ketua besar? Proses hukum saja Rosa, proses hukum yang fair supaya fakta hukum terungkap," tegas dia.
Dalam persidangan, Rosa menyebut istilah "Ketua Besar" merupakan sebutan untuk Mahyuddin. Sementara Mirwan Amir, Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR disebut sebagai "Bos Besar".
Jawaban ini berbeda dengan yang dikemukakan Nazaruddin. Nazar menyebut Anas Urbaningrum sebagai "Ketua Besar", sementara Mirwan disebut "Bos Besar". (wbs)
Mahyuddin menegaskan dirinya tidak mengenal Rosa yang juga terpidana dalam kasus suap tersebut. Karena itu, penyebutan istilah "Ketua Besar" menurutnya tidak relevan.
"Saya enggak tahu masalah itu, saya tahunya wisma atlet di anggaran saja, pembahasan formal. Saya ini Ketua Komisi X, siapa yang bilang saya ketua besar? Apa hubungannya istilah itu? Saya enggak mengerti apa-apa, jangan asal menuduh," kata Mahyuddin kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Mahyuddin juga membantah mengikuti pertemuan informal terkait pembahasan proyek Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). "Enggak ada pertemuan informal pengaturan proyek. DPR hanya membahas pagu anggaran yang diajukan pemerintah terkait pelaksanaan persiapa SEA Games," jelasnya.
Politikus Partai Demokrat itu berharap pengadilan dapat menguji pernyataan Rosa untuk mengungkap fakta hukum dalam kasus korupsi ini. "Saya enggak kenal Rosa, kenapa disebut ketua besar? Proses hukum saja Rosa, proses hukum yang fair supaya fakta hukum terungkap," tegas dia.
Dalam persidangan, Rosa menyebut istilah "Ketua Besar" merupakan sebutan untuk Mahyuddin. Sementara Mirwan Amir, Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR disebut sebagai "Bos Besar".
Jawaban ini berbeda dengan yang dikemukakan Nazaruddin. Nazar menyebut Anas Urbaningrum sebagai "Ketua Besar", sementara Mirwan disebut "Bos Besar". (wbs)
()