Sistem pendidikan kepolisian berkualitas buruk
A
A
A
Sindonews.com - Perlu ada sanksi tegas dari institusi kepolisian terhadap oknum polisi yang bertindak brutal, seperti pemecatan. Selain itu, aksi yang terjadi juga harus diproses secara hukum.
Misalnya, kasus yang terjadi di koridor IV jalur bus Transjakarta, beberapa hari lalu, menunjukkan pelanggaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Saat itu, oknum polisi melepaskan tembakan ke udara akibat mobil Securicor yang dikawalnya dilarang melintasi jalur bus Transjakarta oleh petugas jaga di lokasi.
"Polisi masih bersikap arogan. Masih bergaya koboi,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, yang disampaikan melalui Okezone, Jumat (13/1/2012).
Menurutnya, aksi tersebut menambah cacatan buram daftar aksi tembak aparat polisi di pembukaan tahun 2012. Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Gorontalo, Sulawesi Selatan. Bahkan, Berdasarkan catatan IPW, Neta mengatakan pada 2011 ada 98 kasus aksi tembak yang dilakukan aparat polisi baik disengaja maupun tidak. Menurut dia, 17 di antara korban sampai meninggal dunia.
“Itu menunjukkan intelektual polisi rendah. Pendidikan selama tiga bulan bagi calon polisi itu tidak cukup,” paparnya.
Dia menambahkan, maraknya pelanggaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian menunjukkan sistem pendidikan di institusi kepolisian tergolong berkualitas buruk. Indikasi tersebut bisa dilihat dari sikap aparat polisi yang masih suka bersikap sewenang-wenang di muka umum.
Misalnya, kasus yang terjadi di koridor IV jalur bus Transjakarta, beberapa hari lalu, menunjukkan pelanggaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Saat itu, oknum polisi melepaskan tembakan ke udara akibat mobil Securicor yang dikawalnya dilarang melintasi jalur bus Transjakarta oleh petugas jaga di lokasi.
"Polisi masih bersikap arogan. Masih bergaya koboi,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, yang disampaikan melalui Okezone, Jumat (13/1/2012).
Menurutnya, aksi tersebut menambah cacatan buram daftar aksi tembak aparat polisi di pembukaan tahun 2012. Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Gorontalo, Sulawesi Selatan. Bahkan, Berdasarkan catatan IPW, Neta mengatakan pada 2011 ada 98 kasus aksi tembak yang dilakukan aparat polisi baik disengaja maupun tidak. Menurut dia, 17 di antara korban sampai meninggal dunia.
“Itu menunjukkan intelektual polisi rendah. Pendidikan selama tiga bulan bagi calon polisi itu tidak cukup,” paparnya.
Dia menambahkan, maraknya pelanggaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian menunjukkan sistem pendidikan di institusi kepolisian tergolong berkualitas buruk. Indikasi tersebut bisa dilihat dari sikap aparat polisi yang masih suka bersikap sewenang-wenang di muka umum.
()