Bambang Soesatyo bantah dipanggil Ical
A
A
A
Sindonews.com - Bambang Soesatyo membantah telah dipanggil dan ditegur oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, karena telah membuat kegaduhan politik dengan melemparkan tuduhan-tuduhan Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat.
"Kalau ada informasi mengatakan bahwa saya dipanggil dan ditegur oleh ketua umum, itu tidak benar," ujar anggota Komisi III DPR RI itu kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2012).
Bambang menjelaskan, pernyataan-pernyataan yang sering dilontarkannya masih di koridor kebijakan partai. Pihaknya tetap mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai salah atau keliru.
Alasannya, karena sesuai kesepakatan yang sudah ditandatangani sebagai anggota koalisi, yakni ikut membangun pemerintahan yang bersih, berwibawa, bebas korupsi, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Jika ada penyimpangan akan hal itu, pasti Partai Golkar tak segan-segan untuk memberikan kritik, walaupun pahit," jelasnya.
Sebaliknya, jika pihaknya diajak untuk berunding memperjuangkan kepentingan publik atau kebijakan pro rakyat, Golkar akan mendukung 1000 persen.
"Tapi kalau kita diajak berunding untuk mendukung soal si A, si B, apabila tak menyetujui kebijakan, itu pasti kita tolak," ungkapnya.
Terlebih jika pihaknya dipaksa-paksa untuk mundur dari kasus Bank Century, tentu akan menolak. Golkar akan menolak jika dipaksa-paksa untuk mengalah pada mafia pajak. "Ketika kita akan mendorong angket mafia pajak, kan kita sudah mengumpulkan seluruh DPD, dan kita sudah bulat," imbuhnya.
Dia mengatakan, partai dalam pertimbangan tetap memutuskan berada pada Setgab. Walaupun, sudah genting ketika itu. "Ya kalau kita mendengar suara rumput Partai Golkar, kami menghendaki di luar Sekretariat Gabungan (Setgab). Tapi kan kebijakan partai memutuskan lain," tuturnya.
"Karena kita sudah melihat kapalnya menuju kekaraman, jadi kita tentu tak ingin Partai Golkar ikut tenggelam dalam eforia di mata masyarakat, dimana rakyat sudah kecewa akan pemerintah ini," jelasnya. (wbs)
"Kalau ada informasi mengatakan bahwa saya dipanggil dan ditegur oleh ketua umum, itu tidak benar," ujar anggota Komisi III DPR RI itu kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2012).
Bambang menjelaskan, pernyataan-pernyataan yang sering dilontarkannya masih di koridor kebijakan partai. Pihaknya tetap mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai salah atau keliru.
Alasannya, karena sesuai kesepakatan yang sudah ditandatangani sebagai anggota koalisi, yakni ikut membangun pemerintahan yang bersih, berwibawa, bebas korupsi, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Jika ada penyimpangan akan hal itu, pasti Partai Golkar tak segan-segan untuk memberikan kritik, walaupun pahit," jelasnya.
Sebaliknya, jika pihaknya diajak untuk berunding memperjuangkan kepentingan publik atau kebijakan pro rakyat, Golkar akan mendukung 1000 persen.
"Tapi kalau kita diajak berunding untuk mendukung soal si A, si B, apabila tak menyetujui kebijakan, itu pasti kita tolak," ungkapnya.
Terlebih jika pihaknya dipaksa-paksa untuk mundur dari kasus Bank Century, tentu akan menolak. Golkar akan menolak jika dipaksa-paksa untuk mengalah pada mafia pajak. "Ketika kita akan mendorong angket mafia pajak, kan kita sudah mengumpulkan seluruh DPD, dan kita sudah bulat," imbuhnya.
Dia mengatakan, partai dalam pertimbangan tetap memutuskan berada pada Setgab. Walaupun, sudah genting ketika itu. "Ya kalau kita mendengar suara rumput Partai Golkar, kami menghendaki di luar Sekretariat Gabungan (Setgab). Tapi kan kebijakan partai memutuskan lain," tuturnya.
"Karena kita sudah melihat kapalnya menuju kekaraman, jadi kita tentu tak ingin Partai Golkar ikut tenggelam dalam eforia di mata masyarakat, dimana rakyat sudah kecewa akan pemerintah ini," jelasnya. (wbs)
()