Kasus menimpa TKI turun

Selasa, 10 Januari 2012 - 09:38 WIB
Kasus menimpa TKI turun
Kasus menimpa TKI turun
A A A
Sindonews.com - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mengklaim kasus yang menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI) pada 2011 menurun dibanding tahun lalu. Pada 2010 terjadi 60.399 kasus, sedangkan pada 2011 menurun menjadi 44.573.

Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Kemenakertrans Reyna Usman Ahmadi mengatakan, jumlah kasus TKI bermasalah akibat komunikasi tidak lancar telah menurun dari 534 kasus pada 2010 menjadi 415 kasus tahun 2011.

Adapun jumlah yang tidak mampu bekerja menurun dari 868 kasus menjadi 290 kasus. Selain itu,TKI yang berdokumen tidak lengkap pada 2011 sebanyak 1.454 kasus.
Jumlah itu telah menurun dari tahun 2010, 1.894 kasus. Kecelakaan kerja juga menurun dari 867 kasus menjadi 732 kasus pada 2011.

Reyna menjelaskan, perbaikan di sistem pelayanan dan penempatan TKI terus akan diperbaiki seperti seleksi dan verifikasi terhadap agen-agen penempatan TKI di dalam dan luar negeri. Serta upaya meningkatkan kontrol dan pengawasan kualitas TKI dilakukan melalui sistem pelatihan terpadu TKI selama 200 jam.

“Proses pembenahan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI yang dilakukan pemerintah telah memberikan dampak perkembangan baik untuk menurunkan jumlah kasus- kasus TKI di luar negeri,“ katanya di Kemenakertrans kemarin.

Anggota Komisi IX DPR Herlini Amran berpendapat, kasus TKI bermula dari pelatihan yang tidak benar. Selama ini yang terjadi adalah pelatihan buruh migran diserahkan ke swasta.

Seperti Sumiyati ataupun Kikim Komala yang mengalami penganiayaan majikannya, mereka hanya menjalani pendidikan selama dua minggu, kemudian langsung diberangkatkan.

“Para pelaku tidak peduli seperti apa nasib TKI di luar negeri. Yang penting bagi mereka adalah menikmati keuntungan dari transaksi pengiriman TKI,” katanya menyesalkan. Herlini meminta pemerintah meningkatkan kualitas buruh migran dengan merevitalisasi BLK yang ada di kabupaten.

Selama ini balai-balai latihan di sana tidak terpakai menjadi BLK internasional. Itu mestinya dioptimalkan untuk pendidikan buruh migran.(*)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5859 seconds (0.1#10.140)