Misteri Tan Malaka terkuak

Senin, 09 Januari 2012 - 12:06 WIB
Misteri Tan Malaka terkuak
Misteri Tan Malaka terkuak
A A A
Sindonews.com - Tim identifikasi akhirnya menemukan jenazah Sutan Ibrahim atau lebih dikenal Tan Malaka yang hilang seperti ditelan bumi sejak Februari 1949.

Hal itu diketahui menyusul pembongkaran makam yang diduga jasad Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kediri, Jawa Timur, oleh tim forensik RSCM pada 12 September 2009 lalu sesuai petunjuk seorang sejarawan Belanda Harry A Poeze.

Berdasarkan hasil tes DNA atas kerangka yang diduga Tan Malaka tersebut menunjukkan bahwa jasad itu adalah Tan Malaka. Hal itu diketahui dari kesamaan sampel darah antara Tan dengan Zulfikar yang merupakan keponakannya.

DNA Expert, Djaja Surya Atmaja menjelaskan, pemeriksaan DNA yang dilakukan pada kasus ini adalah dengan pemeriksaan Y-Short Tandem Repeats (Y-STR) yang merupakan DNA inti dan diturunkan secara keseluruhan dari seorang pria ke semua anak laki-lakinya.

Pada kasus ini, Y-STR diturunkan dari ayah Tan Malaka ke Tan dan adik laki-lakinya. Adik laki-lakinya kemudian menurunkan DNA yang sama ke anak laki-lakinya yaitu Zulfikar yang tak lain keponakan Tan. Hal tersebut dikatakan Djaja di Wisma Shalom Jakarta, Senin (9/1/2012).

Namun untuk memastikan, sambung Djaja, tim terus melakukan upaya DNA lainnya. Pada pemeriksaan pertama kali telah dilakukan ekstraksi DNA dan pemeriksaan Y-Short Tandem Repearts (Y-STR) terhadap sampel gigi maupun tulang atap tengkorak dari kerangka yang digali tersebut.

Beberapa kali gagal mendapatkan adanya DNA meskipun pemeriksaan tersebut juga telah dilakukan di beberapa lab DNA baik di dalam dan diluar negeri.

Usaha tim identifikasi Tan Malaka tak berhenti sampai di sana, sambungnya, tim sempat beberapa kali konsultasi via email dengan dr. Kim Soon Hee, seorang pakar DNA dari National Institute of Scientific Investigation (NISI) Korea Selatan.

Kemudian pada 25 hingga 27 Mei 2011, tim menghadiri 3 Asean Forensic Science Network di Seoul Korea Selatan. Pada pertemuan tersebut NISI siap membantu dengan prosedur ekstraksi yang berbeda dengan sebelumnya yaitu dengan proses perendaman dengan bahan kimia tertentu.

"Mereka sempat tidak bisa menjamin keberhasilan metode itu mengingat umur sampel sudah 60 tahun dalam keadaan terkubur dalam tanah lembab. Karena sampel yang tersisa hanya sedikit yaitu 0,25 gram serpihan gigi dan 1,1 gram serpihan tulang.
Sementara untuk prosedur tersebut dibutuhkan banyak sampel," paparnya.

Sekadar diketahui, Tan Malaka merupakan salah satu pejuang revolusioner beraliran kiri nasionalis. Dia lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897. Selama hidupnya dia pernah aktif di Partai Komunis Indonesia dan menjabat wakil Komintern di Asia yang berkedudukan di Canton.

Pendiri partai Murba ini kemudian ditetapkan sebagai pahlawan kemerdekaan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Sukarno pada 28 Maret 1963. Sayang, pada era pemerintahan Suharto, nama Tan Malaka terkesan dilupakan atau bahkan sengaja dibedakan dengan pahlawan nasional lainnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4104 seconds (0.1#10.140)