Tower digergaji, delapan kota padam

Senin, 09 Januari 2012 - 09:08 WIB
Tower digergaji, delapan...
Tower digergaji, delapan kota padam
A A A
Sindonews.com - Delapan kabupaten/ kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengalami padam listrik akibat tumbangnya tower PLN yang menyalurkan listrik dari Sumatera Utara ke Aceh setelah digergaji orang tidak dikenal (OTK).

Delapan kabupaten/kota yang terkena dampak peristiwa itu meliputi Aceh Utara,Lhokseumawe, Bireun, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Besar, Banda Aceh, dan sebagian Kabupaten Bener Meriah.

Diperkirakan sekelompok OTK melakukan pemotongan dengan menggergaji bagian bawah menara PLN di kawasan Matang Seujuk, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, hingga tumbang pada Sabtu (7/1) malam.

Kabid Humas Polda NAD Kombes Pol Gustav Leo mengatakan, aparat kepolisian telah diturunkan ke lokasi kejadian untuk mengamankan lokasi kejadian. Menurutnya, kasus itu sedang diselidiki apakah tumbangnya tiang listrik itu karena kesengajaan atau tidak. “Masih kita selidiki,” ungkapnya.

Sementara itu, informasi lain menyebutkansatutransmisi154 Kv dengan nomor menara 354 di Desa Matang Siejuek Kecamatan Lhoksukon itu ditumbangkan OTK dengan cari digergaji di bagian bawahnya.Tower arus energi listrik interkoneksi itu berada di tengah-tengah tambak udang milik penduduk setempat. Di lokasi ditemukan sejumlah barang bukti antara lain mata gergaji besi dan bungkus cairan Autan.

Juru bicara PT PLN wilayah Aceh Said Mukarram menyatakan, pemotongan menara itu berdampak kegelisahan besar bagi masyarakat, sebab pelayanan energi listrik akan terganggu di pesisir timur hingga Kota Banda Aceh (barat).

“Dengan tumbangnya menara itu, energi listrik yang selama ini dipasok dari Sumut akan terganggu. Aceh saat ini membutuhkan suplai energi listrik dari pembangkit di Sumut itu mencapai 60%,” kata dia.

Menurut Said, jika satu menara terganggu, energi listrik tidak bisa normal untuk memenuhi permintaan pelanggan. Khususnya untuk Banda Aceh, PLN terpaksa mengoptimalkan mesin-mesin yang ada, termasuk yang disewa perusahaan.

Jaringan listrik interkoneksi Sumut-Aceh iu sebesar 176 megawatt (MW), sementara energi yang tersedia 110 MW dari total kebutuhan untuk pelanggan rumah tangga dan industri tercatat 276 MW.

“Kita selama ini defisit energi. Jadi kalau satu terganggu akan berdampak adanya pemadaman giliran. Karenanya saya berharap pihak-pihak tidak melakukan pemotongan menara listrik,” tandasnya.

Sementara itu,Kepala Humas PLN Sumut Riadir Sigalingging mengaku belum mengetahui tentang menara listrik yang digergaji OTK dan menyebabkan putusnya aliran listrik di 8 kabupaten/kota.

Menurut Riadir, selama ini PLN Sumut memang mengirimkan 150 MW listrik ke Aceh. Namun infrastruktur seluruhnya dikelola PLN Aceh. “Dari kebutuhan 500 MW listrik di Aceh, 150 MW dikirim dari Sumut. Jika infrastrukturnya rusak, tugas antisipasi dari PLN Aceh. Kami hanya mengirim saja,” ujarnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6237 seconds (0.1#10.140)