Belum saatnya evaluasi kinerja KPK

Minggu, 08 Januari 2012 - 10:33 WIB
Belum saatnya evaluasi kinerja KPK
Belum saatnya evaluasi kinerja KPK
A A A
Sindonews.com - Jajaran pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah berganti. Namun belum ada gebrakan kasus-kasus korupsi yang selama ini jalan di tempat.

Hal itu bisa dimaklumi. Pasalnya, jajaran pimpinan KPK yang diketuai oleh Abraham Samad baru tiga pekan berada di posnya. Sehingga kinerja KPK belum perlu dievaluasi.

"Namun kalau kita mengevaluasi kinerja sekarang, saya kira kurang tepat. Lha wong belum ada sebulan mereka menjabat. Semoga tiga pekan yang sudah berjalan telah dimanfaatkan dengan baik oleh Abraham cs," kata anggota Komisi III DPR Abu Bakar Al Habsyi kepada Sindonews, Minggu (8/1/2012).

Abu Bakar berharap, jajaran pimpinan baru KPK harus segera sadar masyarakat menanti kinerja dan keberanian mereka menuntaskan kasus-kasus korupsi besar. Karena rakyat rindu dengan profil penegak hukum yang trengginas.

Terkait sikap ketua KPK baru, Abraham Samad, yang tidak terlalu banyak mengekspos diri kepada media, cukup dimaklumi Abu Bakar. Abraham tentu berkaca dengan ketua KPK terdahulu, Busyro Muqoddas, yang terlalu banyak berada di depan media, kemudian mendapatkan kritikan.

"Bila sekarang Abraham tidak terlalu banyak ekspose di media, saya bisa pahami. Karena memang kritik yang banyak diberikan kepada KPK sebelumnya adalah persoalan tersebut. Banyak pihak telah mengevaluasi, ekspose ke media mengenai perkara yang sedang ditangani oleh penegak hukum adalah tidak tepat," tuturnya.

Ketua DPP PKS ini berkata, sikap diam Abraham bisa jadi bukan berarti dia sedang tidak bekerja, namun sebaliknya.

"Saya berharap, dari diamnya Abraham cs muncul kejutan-kejutan yang menggembirakan publik. Misalkan pemanggilan bos besar dan ketua besar atau pemanggilan para menteri yang kementeriannya sedang bermasalah," ucap Abu Bakar seraya mencontohkan.

Sikap diam tapi bekerja, adalah hal yang konkret, daripada banyak mengekspos diri kepada media namun tanpa aksi yang nyata. Berbanding terbalik dengan Busyro.

Saat itu, kata Abu Bakar, publik menaruh harapan penuntasan kasus Muhammad Nazaruddin. Namun akhirnya harus menelan pil pahit. Begitu juga dengan puluhan kasus bernilai triliunan rupiah yang diekspos. Publik juga belum melihat upaya penuntasan dari kasus-kasus tersebut.

"Saya kira kita memang harus terus mengawal KPK, agar mereka selalu on the track, jangan sampai mereka bekerja sendirian," tandasnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9844 seconds (0.1#10.140)