Pilkada Aceh tidak mungkin ditunda

Sabtu, 07 Januari 2012 - 16:25 WIB
Pilkada Aceh tidak mungkin ditunda
Pilkada Aceh tidak mungkin ditunda
A A A
Sindonews.com - Deputi I Menkopolhukam, Mayjen Amiruddin Usman mengatakan, pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Aceh tidak mungkin lagi ditunda. Penembakan misterius yang terjadi sejak malam pergantian tahun, tidak akan bisa menghentikan pesta demokrasi rakyat Aceh.

Menjelang pemilihan umum kepala daerah, Aceh memang kerap terjadi kericuhan. Seperti aksi kekerasan bersenjata yang diduga dilakukan oleh mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat ini misalnya. Namun kebutuhan akan perubahan dan perbaikan kesejahteraan rakyat Aceh tetap harus menjadi skala prioritas.

"Konflik Pemilukada terus terjadi di Aceh, antara elit politik yang satu dengan yang lain, instansi yang satu dengan yang lain. Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan antara legislatif dan eksekutif," ujarnya dalam sarasehan awal tahun di Mess Aceh, Jalan RP Soeroso 17, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2012).

Konflik berkepanjangan itu, tambah Amiruddin, merupakan salah satu sebab terhambatnya pembangunan di Aceh. Akibatnya, kepentingan masyarakat umum menjadi terganggu. Jika kepentingan kelompok mengalahkan kepentingan masyarakat, hal ini sangat berbahaya.

"Di aceh sendiri sudah empat kali ditunda pelaksanaan Pilkada. Kita sudah akomodatif terhadap keinginan partai lokal di Aceh, Pilkada tidak mungkin ditunda lagi," terangnya.

Ditambahkan, hal-hal yang bisa menunda pelaksanaan Pilkada di Aceh bisa dilakukan hanya apabila terjadi bencana alam seperti Tsunami, ketidakamanan yang tidak bisa ditangani aparat hukum dan tidak adanya dana Pemilu. Adapun penembakan yang terjadi selama dianggap masih bisa dikendalikan aparat penegak hukum.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan, telah berhasil mengamankan dua orang tersangka yang berperan dalam serangkaian penembakan di Aceh. Para tersangka itu, berprofesi sebagai petani. Mereka berperan sebagai orang yang mengantar pelaku penembakan dengan sepeda motor.

"Kami telah berhasil menangkap dua orang tersangka joki penembakan di Aceh, berinisial M alias T bin AR (20), warga Kutabelang, Kabupaten Bieuren, dan IS alias D bin M (29), warga Sabang, Kabupaten Aceh Utara. Keduanya berprofesi sebagai petani," terangnya.

Seperti diketahui, telah terjadi penembakan beruntun di Aceh sejak malam pergantian tahun 2012. Penembakan misterius itu telah menewaskan Wagino, penjaga boneka di kawasan Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. Pria malang itu ditembak pada Sabtu 31 Desember 2011, sekira pukul 21.00 WIB.

Selang 45 menit, penembak misterius mendatangi mess pekerja Telkom, di Gampong Blang Cot Tunong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun. Di tempat itu, tiga orang penggali kabel tewas di tempat, Sunyoto (28), Suparno (31), dan Daud (30).
Sedang tujuh orang lainnya menderita luka-luka, yakni Andri (15), Hasan (35), Kirul (30), Imam (27), Kopral (32), Aan (40) dan Bonjol (30). Mereka dibunuh saat tertidur pulas.

Esoknya, Minggu 1 Januari 2011, dua orang warga ditembak saat berada di warung kopi. Dalam serangan itu, satu orang tewas dan lainnya kritis. Korban tewas diketahui bernama Suliadi. Sedang korban kritis bernama Edi Karyanto (35).

Empat hari kemudian, tepatnya pada Kamis 5 Januari 2012, tiga orang pekerja bangunan juga di Desa Simpang, Anuek Galong, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar, diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal. Ketiga korban adalah Gunoto (30), Agus Suwitnyo (35) dan Sohbo Anos (25). Informasi terakhir satu orang korban penambakan itu juga tewas. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6094 seconds (0.1#10.140)