Bakorkamla luncurkan pemantau cuaca & batas laut Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Badan Kordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) terus memantau perbatasan laut Indonesia. Tidak berfungsinya sistem call center Bakorkamla, membuat pemerintah terus memutar otak. Sistem baru dengan nama National Picture Compilation (NPC) pun diluncurkan.
Selain perbatasan laut, alat deteksi dini itu juga bisa digunakan untuk memantau perkembangan cuaca. Bahkan, alat canggih ini mampu melaporkan setiap gelojak alam dengan cepat atau realtime, pada saat peristiwanya sedang terjadi.
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, keberadaan stasiun sistem ini bukan merupakan duplikasi peran dari stakeholder. Melainkan, lebih mengutamakan aspek-aspek integrasinya.
"Sistem ini secara realtime mampu memonitor dan memberi peringatan dini pada pengguna laut tentang kondisi cuaca dan pelanggaran di laut," ujarnya di HUT Bakorkamla ke-5, Panti Perwira, Gedung Graha Marinir, Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2012).
Dijelaskan, sistem canggih itu baru diterapkan di Bangka Belitung. Tujuannya untuk memonitor kondisi perairan di Selat Malaka dan Bangka Belitung, serta untuk memantau perairan laut di Sulawesi.
Sebelumnya, Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Sumatera Utara Kombes Pol Ario Gatut mengatakan, di perbatasan laut Indonesia sangat banyak terjadi pelanggaran. Di antaranya, pengambilan ikan oleh nelayan dari negara tetangga. Meski tanpa kapal patroli yang canggih, Polair dapat bekerja dengan maksimal.
"Sampai 2011, kami sudah berhasil menangkap sebanyak 500 kapal nelayan penangkap ikan," tambahnya. (san)
Selain perbatasan laut, alat deteksi dini itu juga bisa digunakan untuk memantau perkembangan cuaca. Bahkan, alat canggih ini mampu melaporkan setiap gelojak alam dengan cepat atau realtime, pada saat peristiwanya sedang terjadi.
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, keberadaan stasiun sistem ini bukan merupakan duplikasi peran dari stakeholder. Melainkan, lebih mengutamakan aspek-aspek integrasinya.
"Sistem ini secara realtime mampu memonitor dan memberi peringatan dini pada pengguna laut tentang kondisi cuaca dan pelanggaran di laut," ujarnya di HUT Bakorkamla ke-5, Panti Perwira, Gedung Graha Marinir, Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2012).
Dijelaskan, sistem canggih itu baru diterapkan di Bangka Belitung. Tujuannya untuk memonitor kondisi perairan di Selat Malaka dan Bangka Belitung, serta untuk memantau perairan laut di Sulawesi.
Sebelumnya, Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Sumatera Utara Kombes Pol Ario Gatut mengatakan, di perbatasan laut Indonesia sangat banyak terjadi pelanggaran. Di antaranya, pengambilan ikan oleh nelayan dari negara tetangga. Meski tanpa kapal patroli yang canggih, Polair dapat bekerja dengan maksimal.
"Sampai 2011, kami sudah berhasil menangkap sebanyak 500 kapal nelayan penangkap ikan," tambahnya. (san)
()