Dilepas ke pasaran, Esemka harus lulus uji
A
A
A
Sindonews.com - Esemka Rajawali, mobil produksi siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta bakal diproduksi secara massal. Namun, setiap mobil yang akan dilepas ke pasaran, wajib lulus uji sertifikasi. Sedangkan Esemka Rajawali sendiri belum masuk dalam tahap itu.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Roy Suryo mengatakan, sangat mendukung program mobil nasional (mobnas), bahkan dukungan terhadap mobil Esemka itu sudah disampaikan sejak 2009 lalu. Dia juga sangat mendukung jika mobil itu dijadikan sebagai mobil dinas para pejabat publik.
Namun, setiap mobil yang akan di lepas ke pasaran harus melewati tahap pengujian dan standarisasi dari pemerintah. Lanjutnya, ada prosedur dan persiapan matang untuk memproduksi mobil itu dalam jumlah banyak.
"Itu wajib bagi setiap mobil yang akan diproduksi massal, maka itu mobil Esemka nantinya juga akan diuji sebelum dilepas ke pasaran," kata pakar telematikan itu kepada sindonews Kamis (5/1/2011).
Politikus Partai Demokrat ini menambahkan, perusahaan pembuat mobil juga harus menyediakan layanan purnajual, termasuk bengkel dan suku cadang. Layanan purnajual sangat penting untuk kenyamanan konsumen.
Sementara itu dukungan sama juga muncul dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud). Kemendikbud saat ini sedang berupaya penuh menjadikan Esemka lolos semua tahap pengujian formal hingga mencapai on the road, layaknya produksi sebuah mobil di pasar otomotif nasional.
Direktur SMK Kemendiknas Joko Sutrisno juga telah mengatakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, juga sangat bangga Esemka Rajawali digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Solo.
"Maka itu kami juga sedang mengusahakan agar Esemka ini bisa menembus uji kelayakan jalan,” jelasnya seperti dikutip okezone.
Joko menjelaskan, sangat terbuka kemungkinan para pejabat-pejabat negara atau daerah, menggunakan mobil Esemka ini sebagai kendaraan dinas.
“Sejatinya, Pak Menteri (M Nuh) juga tertarik menggunakan Esemka. Hanya saja, Esemka memang harus melewati beberapa tahapan. Kami harap teman-teman mitra industri otomotif mau menggandeng proyek Esemka ini, sampai mobil ini bisa melalui pengujian-pengujian dan mendapat predikat layak jalan,” lanjut Joko.
“Saat pertama kali dipamerkan, Esemka sudah banyak peminatnya. Tapi, kami tentu tidak ingin Esemka tidak melewati prosedur. Sampai tingkat uji emisi pun harus dilewati dan Esemka ini sudah Euro 2,” papar Joko.
Kemendikbud sendiri sudah menggandeng kementerian lain, seperti Kemenkokesra untuk terus menggali potensi-potensi seperti ini. Pasalnya, dengan industri ini sangat membua peluang lapangan kerja di daerah dan bisa membantu permasalahan pengangguran. (lin)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Roy Suryo mengatakan, sangat mendukung program mobil nasional (mobnas), bahkan dukungan terhadap mobil Esemka itu sudah disampaikan sejak 2009 lalu. Dia juga sangat mendukung jika mobil itu dijadikan sebagai mobil dinas para pejabat publik.
Namun, setiap mobil yang akan di lepas ke pasaran harus melewati tahap pengujian dan standarisasi dari pemerintah. Lanjutnya, ada prosedur dan persiapan matang untuk memproduksi mobil itu dalam jumlah banyak.
"Itu wajib bagi setiap mobil yang akan diproduksi massal, maka itu mobil Esemka nantinya juga akan diuji sebelum dilepas ke pasaran," kata pakar telematikan itu kepada sindonews Kamis (5/1/2011).
Politikus Partai Demokrat ini menambahkan, perusahaan pembuat mobil juga harus menyediakan layanan purnajual, termasuk bengkel dan suku cadang. Layanan purnajual sangat penting untuk kenyamanan konsumen.
Sementara itu dukungan sama juga muncul dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud). Kemendikbud saat ini sedang berupaya penuh menjadikan Esemka lolos semua tahap pengujian formal hingga mencapai on the road, layaknya produksi sebuah mobil di pasar otomotif nasional.
Direktur SMK Kemendiknas Joko Sutrisno juga telah mengatakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, juga sangat bangga Esemka Rajawali digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Solo.
"Maka itu kami juga sedang mengusahakan agar Esemka ini bisa menembus uji kelayakan jalan,” jelasnya seperti dikutip okezone.
Joko menjelaskan, sangat terbuka kemungkinan para pejabat-pejabat negara atau daerah, menggunakan mobil Esemka ini sebagai kendaraan dinas.
“Sejatinya, Pak Menteri (M Nuh) juga tertarik menggunakan Esemka. Hanya saja, Esemka memang harus melewati beberapa tahapan. Kami harap teman-teman mitra industri otomotif mau menggandeng proyek Esemka ini, sampai mobil ini bisa melalui pengujian-pengujian dan mendapat predikat layak jalan,” lanjut Joko.
“Saat pertama kali dipamerkan, Esemka sudah banyak peminatnya. Tapi, kami tentu tidak ingin Esemka tidak melewati prosedur. Sampai tingkat uji emisi pun harus dilewati dan Esemka ini sudah Euro 2,” papar Joko.
Kemendikbud sendiri sudah menggandeng kementerian lain, seperti Kemenkokesra untuk terus menggali potensi-potensi seperti ini. Pasalnya, dengan industri ini sangat membua peluang lapangan kerja di daerah dan bisa membantu permasalahan pengangguran. (lin)
()