Markas polisi siap kebanjiran sandal jepit

Rabu, 04 Januari 2012 - 18:28 WIB
Markas polisi siap kebanjiran sandal jepit
Markas polisi siap kebanjiran sandal jepit
A A A
Sindonews.com-Markas Besar Kepolisian RI bakal kebanjiran sandal. Ya, lembaga penegakan hukum itu segera mendapatkan hadiah sandal sebanyak seribu pasang hasil penggalangan para relawan di Jakarta dan sekitarnya, juga dari Jawa Tengah. Penggalangan sandal itu sebagai bentuk solidaritas terhadap AAL (15), terdakwa kasus pencurian sandal jepit milik polisi di Palu.

Menanggapi itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Nasution mengatakan, pihaknya siap menerima sandal-sandal itu. "Sumbangan akan kami terima," ujar Saud kepada sindonews di Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Rabu (4/1/2012).

Selanjutnya, akan disumbangkan kepada yang membutuhkan. "Kami akan cari dulu siapa-siapa yang membutuhkan sandal, itu jumlahnya banyak sekali seribu pasang," ujar Saud dengan nada tenang.

Dijelaskan, proses persidangan terhadap pelajar SMK Palu ini atas permintaan orangtua terdakwa sendiri. Tampaknya orangtua terdakwa ingin persoalan itu benar-benar jelas sehingga perlu dibutikan di persidangan. Padahal, pihak polsek sudah mengingatkan soal umur terdakwa,

"Yang minta itu orangtuanya sendiri, bahkan membawa pengacara dan menyuruh polisi meneruskan kasus itu. Ya, kalau ada yang minta kami akan proseslah, nah nanti tinggal menunggu proses persidangnya saja," tukas Saud.

Padahal lanjut Saud, kasus itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan, 27 November 2011. Tapi, sehari kemudian orangtua AAL malah melaporkan polisi pemilik sandal yang dicuri ke Propam atas dugaan penganiayaan. Kemudian meminta supaya anaknya itu diproses secara hukum untuk membuktikan anaknya bersalah atau tidak.

Berdasarkan versi polisi, AAL dan kedua temannya mengaku mencuri sandal milik anggota Brigadir Mobile bernama Briptu Anwar Rusdi. Mereka pengaku setelah diinterograsi Briptu Rusdi dengan temannya bernama Briptu Simon. Sempat terjadi pendorongan terhadap AAL yang menyebabkan pelajar itu jatuh.

Awalnya, kasus ini dianggap selesai setelah dilakukan perdamaian dengan keluarga. Namun kemudian, orangtua AAL ingin kasus itu diteruskan agar ada kejelasan hukum siapa yang bersalah. Karena, AAL masih di bawah umur, kasus itu-pun menyedot perhatian publik dan berbuntut aksi solidaritas dengan mengumpulkan sandal. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5279 seconds (0.1#10.140)