Lokasi penembakan Aceh terjadi di basis GAM

Selasa, 03 Januari 2012 - 11:46 WIB
Lokasi penembakan Aceh...
Lokasi penembakan Aceh terjadi di basis GAM
A A A
Sindonews.com - Pelaku penembakan di toko boneka Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, mess pekerja Telkom di Desa Blang Cot, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, dan kedai kopi Aceh, diduga dilakukan oleh eks-anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Karena terjadi di basis massa GAM, yakni di Bireuen dan Banda Aceh.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, penembakan itu merupakan satu peringatan dini bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan pembangunan di Aceh.

"Sama seperti wilayah Indonesia lainnya, Sumber Daya Alam (SDA) Aceh melimpah, tapi angka kemiskinan masih sangat tinggi. Kalau kita masuk ke daerah pedalaman Aceh, sama seperti Papua, tingkat ekonomi mereka sangat buruk," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Selasa (3/1/2012).

Diceritakan, awal munculnya GAM dan ditetapkannya Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM), dipicu dari penembakan ABRI oleh sekelompok orang. Saat itu pemerintah Orde Baru (Orba) sedang mencanangkan program ABRI masuk desa untuk membantu pembangunan di daerah pedalaman. Akibat penembakan itu, ada korban jiwa dan luka.

"Saya sempat menulis buku 'Sejarah dan kekuatan Gerakan Aceh Merdeka'. Saat itu, saya ketemu langsung dengan Panglima GAM Tungku Abdullah Syafei. Sekarang dia sudah mati ditembak tentara," terangnya.

Lantas kenapa sasaran penembakan buruh gali kabel Telkom? Neta menyatakan, sasaran buruh Telkom karena mereka dianggap lemah dan rentan. Kebetulan mereka berasal dari Jawa, kalau kita lihat sejarahnya dulu, GAM banyak terlibat konflik dengan orang transmigran.

"Banyak sekali lokasi transmigran yang mereka rusak dan dibunuh. Kenapa kita menganalisa dari GAM, karena korban banyak berasal dari orang Jawa. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan orang Jawa, justru salahnya ada konsep pembangunan pemerintah pusat yang tidak berpihak kepada rakyat Aceh," ungkapnya.

Dijelaskan, jika kasus penembakan ini tidak segera dituntaskan oleh Polisi, maka akan banyak teror dan korban jiwa lagi. Sampai tahun 1999, sudah banyak lokasi transmigran dari Jawa yang menjadi sasaran penyerangan. Bahkan, banyak transmigran yang melarikan diri dan keluar dari Aceh.

Seperti diketahui, seorang penjaga boneka di kawasan Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Sabtu 31 Desember 2011, ditembak sekelompok orang, sekira pukul 21.00 WIB. Korban diketahui bernama Wagino. Penembakan selanjutnya terjadi 45 menit kemudian, di mess pekerja Telkom, Gampong Blang Cot Tunong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireun, Aceh.

Di tempat itu, tiga orang penggali kabel tewas di tempat, Sunyoto (28), Suparno (31), dan Daud (30). Serta, tujuh orang lainnya menderita luka-luka, Andri (15), Hasan (35), Kirul (30), Imam (27), Kopral (32), Aan (40) dan Bonjol (30). Mereka dibunuh saat sedang tidur.

Esoknya, Minggu 1 Januari 2011, seorang warga ditembak mati saat berada di warung kopi. Korban tewas diketahui bernama Suliadi. Satu orang dinyatakan selamat, Edi Karyanto (35), saat ini korban kritis dan kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5204 seconds (0.1#10.140)