Rasa Jenuh Picu Konflik di Rumah, Begini Cara Meredamnya
A
A
A
JAKARTA - Wabah Corona membuat sebagian masyarakat harus belajar dan bekerja di rumah (work from home).
Pada awalnya berada di rumah dalam waktu lama bisa menyenangkan karena bisa berkumpul bersama keluarga. Namun bukan tidak mungkin selanjutnya akan dihinggapi rasa jenuh. Bahkan bisa memantik konflik.
Pemerhati sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan hal itu biasa dalam keluarga.
“Titik jenuh akan memuncak dalam bentuk konflik. Kita jangan frustasi pada konflik. Salah satu dari anggota keluarga harus berinisiatif menenangkan,” katanya kepada SINDOnews, Rabu 1 Maret 2020.
Dalam situasi seperti itu, menurut dia, semua orang harus bisa menahan diri dan tetap berpikiran tenang. “Kalau semuanya marah, itu bahaya karena benar-benar akan meledak. Itu akan mengganggu kesehatan mental. Ingat ketika kesehatan mental terganggu, fisik pun akan menurun dan berbahaya,” tuturnya.
Sebenarnya manusia secara alami mempunyai kelenturan sehingga pada akhirnya bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Untuk menghindari atau meredakan konflik bisa dengan cara melihat album foto keluarga.
Bahkan, bisa membuat foto bersama yang terbaru karena selama ini sibuk menjalani kegiatan masing-masing.
Justru, kata dia, nantinya yang paling berat adalah memulai aktivitas seperti semula ketika situasi sudah normal, seperti sekolah dan bekerja. Sebab semua orang sudah nyaman dengan kegiatan di rumah.
“Ini kesempatan yang paling langka Mungkin seumur hidup enggak akan pernah mengalami lagi,” tuturnya.
Pada awalnya berada di rumah dalam waktu lama bisa menyenangkan karena bisa berkumpul bersama keluarga. Namun bukan tidak mungkin selanjutnya akan dihinggapi rasa jenuh. Bahkan bisa memantik konflik.
Pemerhati sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan hal itu biasa dalam keluarga.
“Titik jenuh akan memuncak dalam bentuk konflik. Kita jangan frustasi pada konflik. Salah satu dari anggota keluarga harus berinisiatif menenangkan,” katanya kepada SINDOnews, Rabu 1 Maret 2020.
Dalam situasi seperti itu, menurut dia, semua orang harus bisa menahan diri dan tetap berpikiran tenang. “Kalau semuanya marah, itu bahaya karena benar-benar akan meledak. Itu akan mengganggu kesehatan mental. Ingat ketika kesehatan mental terganggu, fisik pun akan menurun dan berbahaya,” tuturnya.
Sebenarnya manusia secara alami mempunyai kelenturan sehingga pada akhirnya bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Untuk menghindari atau meredakan konflik bisa dengan cara melihat album foto keluarga.
Bahkan, bisa membuat foto bersama yang terbaru karena selama ini sibuk menjalani kegiatan masing-masing.
Justru, kata dia, nantinya yang paling berat adalah memulai aktivitas seperti semula ketika situasi sudah normal, seperti sekolah dan bekerja. Sebab semua orang sudah nyaman dengan kegiatan di rumah.
“Ini kesempatan yang paling langka Mungkin seumur hidup enggak akan pernah mengalami lagi,” tuturnya.
(dam)