Hasil Rapid Tes Negatif, Bukan Jaminan Tak Terinfeksi Virus Corona

Rabu, 25 Maret 2020 - 19:03 WIB
Hasil Rapid Tes Negatif,...
Hasil Rapid Tes Negatif, Bukan Jaminan Tak Terinfeksi Virus Corona
A A A
JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang melakukan screening massal dengan metode rapid test untuk mengetahui jumlah positif virus Corona (COVID-19).

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto mengatakan hasil negatif dari rapid test bukan jaminan seseorang tidak terinfeksi virus ini. “Kegiatan screening itu adalah pemeriksaan massal untuk melakukan penyaringan. Oleh karena itu screening massal dengan menggunakan pemeriksaan rapid test tidak diarahkan untuk menegakkan diagnosa,” ungkapnya dalam Konferensi Pers di Graha BNPB, Jakarta (25/3/2020). (Baca juga: Corona Kian Mengganas, 790 Orang Positif, 58 Meninggal Dunia)

Yuri mengatakan rapid test yang digunakan adalah berbasis pada respons imunologi dari seseorang. “Kita tahu kalau virus masuk ke dalam tubuh kita, maka tubuh secara otomatis akan membentuk antibodi. Inilah yang kemudian akan kita ukur dan inilah yang kemudian akan dideteksi oleh alat. Sehingga manakala di dalam pembacaan alat itu dari rapid test dikatakan positif, maka kita bisa memastikan bahwa tubuh orang itu pernah diinfeksi oleh virus atau sedang diinfeksi oleh virus karena sistem kekebalannya antibodinya ada,” jelas Yuri.

Tetapi, manakala hasil pembacaan rapid test ini negatif, tidak ada jaminan bahwa dia tidak terinfeksi virus. “Bisa saja dia sudah terinfeksi, tetapi antibodinya belum terbentuk. Kita paham bahwa pembentukan antibodi itu butuh waktu kurang lebih sampai dengan 6 atau 7 hari,” katanya. (Baca juga: Korban Corona Terus Bertambah, Jokowi Didesak Ambil Opsi Lockdown)

Sehingga kalau infeksi itu belum 6-7 hari dan dilakukan pemeriksaan hasilnya akan negatif maka harus dilakukan tes lagi. “Manakala hasilnya negatif meskipun tanpa keluhan, kita menyarankan untuk jaga jarak. Kalau kemudian ada keluhan, maka kita akan menyarankan untuk karantina diri sambil kita tunggu setelah 7 hari berikutnya kita lakukan tes lagi,” jelas Yuri.

Tes ini, tambah Yuri dilakukan untuk melakukan pemeriksaan antigen dengan menggunakan metode real time PCR. “Ini yang kemudian dipakai dasar di dalam kaitan dengan menegakkan diagnosa. Namun apabila setelah 7 hari dilakukan pemeriksaan kedua masih tetap negatif, maka kita yakini bahwa kondisi yang bersangkutan saat ini sedang tidak terinfeksi. Artinya bukan dia kebal, suatu saat kalau dia tidak bisa menjaga diri dengan baik, mengabaikan kontak dekat, mengabaikan tentang pembatasan aktivitas, bisa saja tertular. Ini yang penting dan harus kita pahami.”
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0861 seconds (0.1#10.140)