Isra Mikraj, Menag Imbau Tingkatkan Disiplin dan Waspada Corona
A
A
A
JAKARTA - Hari ini umat Islam memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Peristiwa perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, lalu ke Shidratil Muntaha ini diperingati setiap 27 Rajab.
(Baca juga: Pemerintah Siapkan Opsi Penggunaan Dana Desa untuk Atasi Corona)
Menteri Agama Fachrul Razi mengucapkan, selamat memperingati dan menggali makna Isra Mikraj. Menurutnya, hadiah istimewa dari peristiwa ini adalah perintah salat lima waktu, yang diterima langsung oleh Rasulullah, tidak melalui perantara Malaikat Jibril.
"Itu menggambarkan pentingnya salat yang menjadi tiang agama. Salat menjadikan hidup umat Islam dalam masa tunggu dari satu kebaikan ke kebaikan berikutnya, dari satu waktu salat ke waktu salat berikutnya," terang Menag di Jakarta, Minggu (22/03/2020).
"Salat melatih kita menjadi pribadi disiplin. Mari jadikan kedisiplinan yang terkandung dalam salat sebagai bekal menjaga kesehatan. Disiplin dalam social distancing agar wabah corona tidak terus menyebar dan bisa segera diatasi," sambungnya.
Menurut Menag, Isra Mikraj juga bukti Kemahakuasaan Allah yang telah memperjalankan Rasulullah dalam satu malam dalam jarak demikian jauh. Atas Kemahakuasaan Allah, Menag mengajak umat Islam untuk terus berdoa untuk kebaikan bangsa dan negara.
"Dengan berkah Rajab, mari kita berdoa bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini, agar mendapat tambahan kekuatan untuk mengatasi musibah penyebaran virus corona," ujarnya.
Kepada umat Islam, Menag berpesan untuk sementara waktu tidak menggelar peringatan Isra Mikraj dengan mengumpulkan banyak orang. Terlebih, kondisi saat ini juga menuntut komitmen semua pihak untuk sedapat mungkin menghindari adanya kerumunan massa.
"Ada banyak cara memperingati Isra Mikraj, antara lain dengan mewujudkan hikmah salat menjadi kepedulian pada sesama, saling menjaga," pungkasnya.
(Baca juga: Pemerintah Siapkan Opsi Penggunaan Dana Desa untuk Atasi Corona)
Menteri Agama Fachrul Razi mengucapkan, selamat memperingati dan menggali makna Isra Mikraj. Menurutnya, hadiah istimewa dari peristiwa ini adalah perintah salat lima waktu, yang diterima langsung oleh Rasulullah, tidak melalui perantara Malaikat Jibril.
"Itu menggambarkan pentingnya salat yang menjadi tiang agama. Salat menjadikan hidup umat Islam dalam masa tunggu dari satu kebaikan ke kebaikan berikutnya, dari satu waktu salat ke waktu salat berikutnya," terang Menag di Jakarta, Minggu (22/03/2020).
"Salat melatih kita menjadi pribadi disiplin. Mari jadikan kedisiplinan yang terkandung dalam salat sebagai bekal menjaga kesehatan. Disiplin dalam social distancing agar wabah corona tidak terus menyebar dan bisa segera diatasi," sambungnya.
Menurut Menag, Isra Mikraj juga bukti Kemahakuasaan Allah yang telah memperjalankan Rasulullah dalam satu malam dalam jarak demikian jauh. Atas Kemahakuasaan Allah, Menag mengajak umat Islam untuk terus berdoa untuk kebaikan bangsa dan negara.
"Dengan berkah Rajab, mari kita berdoa bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini, agar mendapat tambahan kekuatan untuk mengatasi musibah penyebaran virus corona," ujarnya.
Kepada umat Islam, Menag berpesan untuk sementara waktu tidak menggelar peringatan Isra Mikraj dengan mengumpulkan banyak orang. Terlebih, kondisi saat ini juga menuntut komitmen semua pihak untuk sedapat mungkin menghindari adanya kerumunan massa.
"Ada banyak cara memperingati Isra Mikraj, antara lain dengan mewujudkan hikmah salat menjadi kepedulian pada sesama, saling menjaga," pungkasnya.
(maf)