Gus Yahya: NU Jangan Dibenturkan dengan Kelompok Lain

Rabu, 11 Maret 2020 - 21:24 WIB
Gus Yahya: NU Jangan...
Gus Yahya: NU Jangan Dibenturkan dengan Kelompok Lain
A A A
JAKARTA - Kehadiran Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan Islam bukan untuk membangun firqah atau kelompok yang memisahkan diri dari kelompok lain.

"Saya menolak anggapan selama ini bahwa NU didirikan untuk menanggapi sukses Wahabi, tidak mungkin, terlalu kecil. Pasti lebih dari itu karena kalau hanya menghadapi Wahabi, ini firqah menghadapi firqah. Dan firqah itu larangan. Maka saya pada kesimpulan yakni NU ada karena sesuatu yang lebih besar yakni perubahan peradaban itu sendiri," ujar Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat peluncuran buku PBNU Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020). (Baca juga: Gus Yahya: Jangan Jadikan NU Batu Loncatan Berebut Kekuasaan Politik )

Karena itu, menurut Gus Yahya, NU pun tidak boleh merasa menjadi saingan dengan kelompok lain. "Tidak pada tempatnya dan enggak pantas sama sekali kemudian NU bersaing dengan Muhammadiyah. Sama sekali tidak pantas saingan dengan FPI, HTI, Wahabi, juga enggak pantas," tuturnya.

Bahkan, kata Gus Yahya, kepada teroris pun tidak harus secara mutlak menganggap mereka sebagai musuh. "Kita menghadang mereka karena mereka ancaman riil terhadap keamanan, tapi bukan musuh dalam artian yang hakiki. Kita juga perlu mempunyai empati kepada mereka. ISIS itu kan akibat invasi AS ke Irak yang mengakibatkan rantai dinamika sehingga lahir ISIS, lahir terorisme melalui ISIS itu," katanya.

Menurutnya, kekacauan yang meluas di berbagai belahan dunia membutuhkan strategi. Idealisme yang ingin Indonesia tawarkan kepada dunia adalah mengajak semua orang dari semua kebangsaan, semua latar belakang, bergabung bersama-smaa memperjuangkan tata dunia baru yang sungguh-sungguh adil dan harmonis.

"Memperjuangkan perdamaian dunia dan penghormatan kepada kesetaraan hak dan martabat bagi umat manusia," ucapnya.

NU, lanjut Gus Yahya, sebagai organisasi sosial dan keagamaan, ke depan harus membangun strategi yang lebih jelas dan terkonsolidasi untuk mencapai target-target yang dirumuskan secara lebih tegas, beserta dengan ukuran-ukuran yang ingin dicapai. Misalnya target tahun depan, dua tahun lagi, lima tahun yang akan datang dan seterusnya sehingga bisa diukur capaian NU. (Baca Juga: Gus Sholah, NU, dan Sindrom Peter Pan

"Nah untuk itu diperlukan rencana strategis untuk diterapkan di dalam organisasi," tutupnya
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1278 seconds (0.1#10.140)