Penjelasan Istana Terkait Penanganan Corona yang Kurang Transparan

Selasa, 10 Maret 2020 - 17:34 WIB
Penjelasan Istana Terkait...
Penjelasan Istana Terkait Penanganan Corona yang Kurang Transparan
A A A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus corona Achmad Yurianto meminta maaf karena pemerintah yang tidak secara penuh membuka tracing virus corona.

Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura yang secara detail menjelaskan hasil tracing terhadap pasien positif corona.

"Mohon maaf kami belum bisa membuka seperti negara Singapura," kata Achmad Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

(Baca juga: Bantu Atasi Corona, Muhammadiyah Bikin Program Safari dan Gemes Covid-19)

Achmad mengatakan, kondisi masyarakat Indonesia dan Singapura berbeda. Sehingga tidak mudah bagi pemerintah untuk menyampaikan detail tracing yang sudah dilakukan.

"Mohon maaf kami tidak bisa buka lebar gitu karena responsnya macam-macam, responsnya beragam. Dari belumnya pemahaman yang sama, di antara kita. Kita tahu kemarin ditolak mentah-mentah, pada waktu kita memutuskan natuna di awal saja pemantauan. OKI, kita harus hati-hati," ungkapnya.

Yuri menegaskan, pemerintah terus bergerak melakukan tracing meskipun tidak dibuka secara lebar. Dimana tracing ini dilakukan oleh dinas kesehatan masing-masing daerah.

Selain itu kata dia, juga mobilitas tinggi juga membuat data tracing terus berubah-ubah. "Tracing kita ternyata tidak bertetap terhadap wilayah yang kecil," ucapnya.

"Tracing yang kita kejar ternyata sudah berada di luar pulau Jawa. Mobilitasnya sangat tinggi, oleh sebab itu, ini ada dan ini ada ditempat kami," tambahnya.

Dia mengatakan, pemerintah pusat dan dinas kesehatan bekerja dalam satu sistem dalam melakukan tracing. Di sisi lain dia menyebut jika data dibuka akan membuat kontak dekat menghindar.

"Jadi kita lakukan dengan dinas kesehatan, karena dia punya datanya lengkap, detail kemudian ditangani dan bicara dengan baik. Tapi kalau diumumkan jadi salah satu yang terjadi kemarin, setelah diumumkan ada yang pindah, pindah ke luar kota akhirnya kita mengejarnya setengah mati juga," ujarnya.

Lebih lanjut Yuri juga mengatakan, informasi terkait warga negara asing (WNA) juga tidak dibuka sepenuhnya. Bahkan pemerintah mengambil kebijakan untuk tidak mengungkapkan asal negaranya.

"Kemudian juga permintaan kedutaan tetap tidak adakan diumumkan negaranya mana. Karena beberapa waktu lalu kami sempat dikomplain oleh salah satu kedutaan karena muncul diskriminasi dari masyarakt sekitar terhadap warga negara dari negara itu dengan diteriaki sebagai pembawa Covid-19," ungkapnya.

Namun dia memastikan, setiap kedutaan tahu jika ada dua WNA yang positif corona di Indonesia. Dia juga menyebut pihak kedutaan juga telah berkomunikasi dengan dua WNA tersebut.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)