Pengakuan Eks Napi Teroris Diminta Fasilitasi Pemulangan WNI Eks ISIS
A
A
A
JAKARTA - Mantan terpidana kasus terorisme, Haris Amir Falah mendukung langkah pemerintah yang menolak memulangkan WNI mantan ISIS yang berada di Suriah ke Indonesia. (Baca juga: Pengamat: Pulangkan WNI Eks ISIS Sama dengan Mengakui Eksistensi Mereka)
"Kenapa? Karena memang mereka berangkat berdasarkan ideologi. Pernyataan mereka jelas sudah bukan WNI. Pada faktanya banyak orang yang menjadi korban. Mereka pergi karena pengaruh, bukan karena ideologi," ujar Haris dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM bertema 'WNI ISIS Dipulangkan atau Dilupakan?' di Hotel Ibis Tamarin, Menteng, Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Haris mengungkapkan, dua pekan yang lalu dirinya pernah di hubungi melalui pesan WatsApp (WA) untuk memfasilitasi pemulangan mereka. Mereka berdalih sebagai korban sehingga menjadi problem sendiri bagi pemerintah. (Baca juga: Soal Pemulangan Anggota ISIS Eks WNI, Nuning: Pemerintah Harus Tegas)
Sedangkan, kata Haris, sepengetahuannya sebelum berangkat ke Suriah seharusnya mereka dibaiat terlebih setia kepada ISIS dan melepaskan kesetiaannya kepada NKRI. "Itu sudah menjadi doktrin yang pernah saya alami," kata Pria yang juga penulis buku 'Hijrah dari Radikal ke Moderat' itu.
Haris menyatakan, sejak awal dirinya tidak setuju dengan doktrin yang diajarkan ISIS. Dia mengaku sudah terpapar doktrin sejak 1983. Di mana saat itu, doktrin yang diajarkan ke dirinya sangat ekstrem, yakni NKRI adalah kafir dan semua warga negaranya juga kafir. "Belakangan agak halus tapi masih menolak NKRI. Negara NKRI kafir tapi tidak mengafirkan semua penduduknya. intinya menolak negara," katanya.
"Kenapa? Karena memang mereka berangkat berdasarkan ideologi. Pernyataan mereka jelas sudah bukan WNI. Pada faktanya banyak orang yang menjadi korban. Mereka pergi karena pengaruh, bukan karena ideologi," ujar Haris dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM bertema 'WNI ISIS Dipulangkan atau Dilupakan?' di Hotel Ibis Tamarin, Menteng, Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Haris mengungkapkan, dua pekan yang lalu dirinya pernah di hubungi melalui pesan WatsApp (WA) untuk memfasilitasi pemulangan mereka. Mereka berdalih sebagai korban sehingga menjadi problem sendiri bagi pemerintah. (Baca juga: Soal Pemulangan Anggota ISIS Eks WNI, Nuning: Pemerintah Harus Tegas)
Sedangkan, kata Haris, sepengetahuannya sebelum berangkat ke Suriah seharusnya mereka dibaiat terlebih setia kepada ISIS dan melepaskan kesetiaannya kepada NKRI. "Itu sudah menjadi doktrin yang pernah saya alami," kata Pria yang juga penulis buku 'Hijrah dari Radikal ke Moderat' itu.
Haris menyatakan, sejak awal dirinya tidak setuju dengan doktrin yang diajarkan ISIS. Dia mengaku sudah terpapar doktrin sejak 1983. Di mana saat itu, doktrin yang diajarkan ke dirinya sangat ekstrem, yakni NKRI adalah kafir dan semua warga negaranya juga kafir. "Belakangan agak halus tapi masih menolak NKRI. Negara NKRI kafir tapi tidak mengafirkan semua penduduknya. intinya menolak negara," katanya.
(cip)