Anak Muda dan Kaum Perempuan Masih Rentan Terpapar Radikalisme

Senin, 24 Februari 2020 - 18:02 WIB
Anak Muda dan Kaum Perempuan Masih Rentan Terpapar Radikalisme
Anak Muda dan Kaum Perempuan Masih Rentan Terpapar Radikalisme
A A A
JAKARTA - Generasi muda dan kaum perempuan dinilai masih rentan terpapar paham radikal terorisme. Bahkan dalam beberapa kasus, tidak sedikit anak muda perempuan terlibat terorisme.

Untuk mencegah itu terulang, masyarakat diminta untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan paham radikal terorisme di lingkungan sekitarnya agar penyebaran paham tersebut tidak meluas.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol Hamli saat menjadi narasumber acara Talk Show On The Street dalam kegiatan Crime Prevention, Day, Making Indonesia 4.0 yang diselenggaraklan oleh Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI).

Acara yang dihadiri ribuan masyarakat umum ini digelar di Jalan Thamrin, Jakarta yang memanfaatkan ajang Car Free Day (CFD) yang mengambil lokasi di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Minggu 23 Februari 2020 pagi.

“Kalau dilihat dari hasil penelitian memang kerentanan itu tergantung dari latar belakang itu sendiri. Nah sekarang yang banyak itu adalah pemuda dan juga kaum perempuan yang untuk saat ini kerentanannya itu cukup signifikan. Untuk itu hal seperti itu harus menjadi perhatian kita semua,” tutur Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Hamli saat acara.

Dalam sambutan pengantarnya di depan masyarakat, Hamli menjelaskan aksi terorisme berawal dari sifat manusia yang menunjukkan gejala pemikiran radikal negatif.

Untuk itu, dia melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar sama-sama memahami tentang terorisme, radikalisme dan intoleransi. Jika tidak paham mengenai hal tersebut, masyarakat tidak akan tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah memahami, baru bersama-sama melakukan upaya pencegahan ini.

“Ketika sudah memahami, masyarakat bisa melakukan pencegahan secara dini. Kalau sudah memahami maka masyarakat juga ikut membantu pemerintah dalam rangka mencegah kejahatan itu, terutama kejahatan terorisme,” tuturnya.

Menurut Hamli, para pelaku teror umumnya memiliki pemahaman atau pemikiran yang radikal negatif. Orang yang memiliki pemahaman seperti itu pasti awalnya bersikap intoleran.

Intoleran yang dimaksud adalah tidak mau berdampingan dengan yang berbeda, tidak mau bekerja sama dengan yang berbeda. “Yang berbeda itu dianggap oleh mereka yang intoleran itu sebagai musuh. Itu masih pemikiran di kepala. Itu adalah ‘gunung es’ yang di bawah. Nah ketika itu (pemikiran-red) mulai mengeras, kemudian bisa naik ‘pangkat’ jadi radikal teror,” tuturnya.

Acara sosialisasi pencegahan paham radikal terorisme di saat momen car free day ini juga dihadiri sekitar 20 orang anggota Duta Damai Dunia Maya BNPT wilayah DKI Jakarta dan Banten.

Para Duta Damai Dunia Maya ini juga turut serta melakukan soialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan radikal terorisme dengan membagikan brosur dan mengajak serta masyarakat untuk mau berperan serta melakukan pencegahan melalui aplikasi Getar Media yang dikelola oleh Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Harian LCKI Irjen Pol Purn Parman S, Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari dan Direktur Pembinaan Ketertiban Masyarakat (Dirbintibmas) Korbinmas Baharkam Polri, Brigjen Pol Tajuddin.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6400 seconds (0.1#10.140)