Akademisi: Survei Capres 2024 Bikin Orang Ngomong Politik Terus
A
A
A
JAKARTA - Belakangan ini bermunculan hasil survei mengenai sosok yang dinilai berpotensi maju dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Sejumlah nama yang dianggap populer dan disukai pun masuk dalam survei calon presiden (capres) mendatang.
Munculnya banyak hasil survei dipertanyakan oleh Rektor Universitas Ibu Chaldun, Musni Umar. Dia mengaku heran dengan lembaga survei yang sudah membuat survei capres 2024.
Padahal, kata dia, Pemilu 2024 masih jauh. Apa yang dilakukan lembaga survei membuat survei capres dinilai merugikan. Saat ini seharusnya pemerintah dan masyarakat mendorong agar Pemerintah Joko Widodo-Ma'ruf Amin mewujudkan visi-misinya.
Hal itu diungkapkan Musni melalui akun Twitternya, @musniumar, Minggu 23 Februari 2020.
"Saya heran apa maunya lembaga survei melakukan survei Capres 2024 dan partai pemenang pemilu 2024? Pemilu msh jauh. Dampaknya mrk yg mmrnth dan rakyat bukannya didorong utk bekerja mewjdkan visi misi Jokowi-Maruf, malah didorong bicara politik melulu. Ini merugikan," tulis Musni. (Baca Juga: Tanpa Jokowi, Prabowo Capres Terkuat 2024)
Pernyataan Musni ditanggapi oleh banyak pengguna media sosial atau netizen. Salah satunya pemilik akun @tubankreatif.
Menurut dia, semestinya lembaga survei mengukur tentang tingkat kepuasan publik ketimbang survei sosok yang layak menjadi capres 2024.
"Mestinya survei tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Itu lebih bermanfaat agar pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan yang betul2 adil bijaksana," tulis akun @tubankreatif. (Baca Juga: Jokowi Masih Jadi Top of Mind Capres, Anies Baswedan Ungguli Ganjar)
Komentar juga diberikan pemilik akun @fadhierlanda. "Enggak penting amat survei capres 2024, terlalu dini pula. Lagipula sekarang orang pikirin masalah ekonomi," katanya.
Sejumlah nama yang dianggap populer dan disukai pun masuk dalam survei calon presiden (capres) mendatang.
Munculnya banyak hasil survei dipertanyakan oleh Rektor Universitas Ibu Chaldun, Musni Umar. Dia mengaku heran dengan lembaga survei yang sudah membuat survei capres 2024.
Padahal, kata dia, Pemilu 2024 masih jauh. Apa yang dilakukan lembaga survei membuat survei capres dinilai merugikan. Saat ini seharusnya pemerintah dan masyarakat mendorong agar Pemerintah Joko Widodo-Ma'ruf Amin mewujudkan visi-misinya.
Hal itu diungkapkan Musni melalui akun Twitternya, @musniumar, Minggu 23 Februari 2020.
"Saya heran apa maunya lembaga survei melakukan survei Capres 2024 dan partai pemenang pemilu 2024? Pemilu msh jauh. Dampaknya mrk yg mmrnth dan rakyat bukannya didorong utk bekerja mewjdkan visi misi Jokowi-Maruf, malah didorong bicara politik melulu. Ini merugikan," tulis Musni. (Baca Juga: Tanpa Jokowi, Prabowo Capres Terkuat 2024)
Pernyataan Musni ditanggapi oleh banyak pengguna media sosial atau netizen. Salah satunya pemilik akun @tubankreatif.
Menurut dia, semestinya lembaga survei mengukur tentang tingkat kepuasan publik ketimbang survei sosok yang layak menjadi capres 2024.
"Mestinya survei tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Itu lebih bermanfaat agar pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan yang betul2 adil bijaksana," tulis akun @tubankreatif. (Baca Juga: Jokowi Masih Jadi Top of Mind Capres, Anies Baswedan Ungguli Ganjar)
Komentar juga diberikan pemilik akun @fadhierlanda. "Enggak penting amat survei capres 2024, terlalu dini pula. Lagipula sekarang orang pikirin masalah ekonomi," katanya.
(dam)