Dubes RI di China: Aktivitas Publik di Beijing Berangsur Pulih
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menyebut aktivitas publik di Kota Beijing, China berangsur pulih. Pada 10 Februari 2020 merupakan hari pertama bagi sebagian perusahaan swasta masuk kembali usai libur Imlek.
“Setelah liburan panjang Imlek sejak 25 Januari lalu aktivitas publik mulai berangsur pulih. Tadi saya ke depan kedutaan menyaksikan kendaraan sudah banyak berlalu-lalang juga. Beijing sudah mulai ramai. Toko dan restoran mulai dibuka kembali,” katanya saat teleconference dengan Kantor Staf Presiden, Senin (10/2/2020).
Meski begitu, kondisi tersebut berbeda dengan Provinsi Hubei dan Kota Wuhan. Dia mengatakan, hingga kini lokasi itu masih tertutup. Dia mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) menghindari keramaian umum dan jalanan.
“(Termasuk juga) kebersihan diri dan lingkungan untuk mengurangi penyebaran virus Corona yang memiki gejala awal seperti yang sudah disampaikan juga oleh Kementerian Kesehatan dan lain-lain. Itu juga imbauan yang diberikan Pemerintah China,” ungkap Djauhari.
Sampai saat ini WNI yang masih ada di China sebanyak 1.890 orang. Menurutnya, jumlah ini berkurang signifikan karena data Desember WNI yang ada di China 16.500-an.
“Jadi sejak KBRI dan KJRI mengeluarkan imbauan agar adik-adik mahasiswa melanjutkan liburnya di Tanah Air itu rupanya didengar oleh mereka. Sehingga, mereka banyak kembali ke Indonesia melanjutkan libur karena libur sudah diperpanjang di sini,” katanya.
“Setelah liburan panjang Imlek sejak 25 Januari lalu aktivitas publik mulai berangsur pulih. Tadi saya ke depan kedutaan menyaksikan kendaraan sudah banyak berlalu-lalang juga. Beijing sudah mulai ramai. Toko dan restoran mulai dibuka kembali,” katanya saat teleconference dengan Kantor Staf Presiden, Senin (10/2/2020).
Meski begitu, kondisi tersebut berbeda dengan Provinsi Hubei dan Kota Wuhan. Dia mengatakan, hingga kini lokasi itu masih tertutup. Dia mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) menghindari keramaian umum dan jalanan.
“(Termasuk juga) kebersihan diri dan lingkungan untuk mengurangi penyebaran virus Corona yang memiki gejala awal seperti yang sudah disampaikan juga oleh Kementerian Kesehatan dan lain-lain. Itu juga imbauan yang diberikan Pemerintah China,” ungkap Djauhari.
Sampai saat ini WNI yang masih ada di China sebanyak 1.890 orang. Menurutnya, jumlah ini berkurang signifikan karena data Desember WNI yang ada di China 16.500-an.
“Jadi sejak KBRI dan KJRI mengeluarkan imbauan agar adik-adik mahasiswa melanjutkan liburnya di Tanah Air itu rupanya didengar oleh mereka. Sehingga, mereka banyak kembali ke Indonesia melanjutkan libur karena libur sudah diperpanjang di sini,” katanya.
(jon)