Debat Calon Ketum PAN Dipastikan Batal
A
A
A
JAKARTA - Rencana debat publik calon Ketua Umum (Caketum) PAN periode 2020-2025 dipastikan batal. Pasalnya, hingga hari ini belum ada jadwal soal pelaksanaan debat tersebut dalam agenda Kongres V PAN tanggal 10-12 Februari di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Kalau di dalam rundown acara baik acara seremoni maupun substansi yang menyangkut persidangan itu tidak diagendakan untuk debat itu. (Agenda) Pembahasan tatib, kemudian dilanjutkan dengan komisi-komisi, kemudian dilanjutkan dengan tatib pemilihan dan pemilihan. Bisa singkat dan cepat," kata Sekretaris Organizing Committee (OC/Panitia Pelaksana) Kongres V PAN Yahdil Abdi Harahap saat dihubungi SINDO Media, Minggu (9/2/2020).
Adapun opsi pemaparan visi misi di atas podium, menurut Yahdil, visi misi calon sudah dilakukan secara informal di depan para peserta sehingga rasanya Kongres nanti tidak melakukan lagi agenda itu secara formal. (Baca Juga: Jelang Kongres PAN, Mulfachri Klaim Kantongi 355 Voters).
"Toh, semua calon sudah melakukan sosialisasi dan konsolidasi kepada para peserta sehingga secara formal itu tidak dibutuhkan lagi. Artinya, para peserta sudah tahu apa yang akan menjadi rencana, program dan platform politik dari para calon saya kira para peserta sudah tahu," terangnya.
Namun demikian, lanjut Yahdil, bukan berarti opsi pemaparan visi misi caketum itu akan batal karena, semuanya akan bergantung pada pembahasan tata tertib (tatib). Khususnya, jika hal itu diinginkan oleh mayoritas peserta masuk ke dalam Tatib Pemilihan.
"Masih dinamis, tapi kalau itu tidak diperlukan toh para calon sudah menyampaikan secara informal pada saat pertemuan-pertemuan dengan para peserta," ujarnya.( Baca juga: Jelang Kongres PAN, Kubu Zulkifli Hasan Klaim Dukungan Voter Terus Bertambah ).
Muncul Opsi Pemaparan Visi Misi
Sementara itu, Sekretaris Steering Committee (SC/Panitia Pengarah) Kongres V PAN Saleh Partaonan Daulay menjelaskan bahwa pihaknya mencoba mengagendakan debat publik tersebut. Namun, karena sejumlah pertimbangan di antaranya, debat memerlukan setidaknya 3-4 jam dengan kondisi waktu yang tersedia tidak cukup, serta harus adanya panelis independen yang juga perlu waktu untuk menentukannya, makan kemungkinan debat sangat kecil.
"Nah itu tetap jadi opsi, tetapi opsi yang hampir disepakati itu akan melakukan penyampaian visi misi sebelum pemilihan. Minimal visi misi disampaikan," terang Saleh saat dihubungi.
"Kalau di dalam rundown acara baik acara seremoni maupun substansi yang menyangkut persidangan itu tidak diagendakan untuk debat itu. (Agenda) Pembahasan tatib, kemudian dilanjutkan dengan komisi-komisi, kemudian dilanjutkan dengan tatib pemilihan dan pemilihan. Bisa singkat dan cepat," kata Sekretaris Organizing Committee (OC/Panitia Pelaksana) Kongres V PAN Yahdil Abdi Harahap saat dihubungi SINDO Media, Minggu (9/2/2020).
Adapun opsi pemaparan visi misi di atas podium, menurut Yahdil, visi misi calon sudah dilakukan secara informal di depan para peserta sehingga rasanya Kongres nanti tidak melakukan lagi agenda itu secara formal. (Baca Juga: Jelang Kongres PAN, Mulfachri Klaim Kantongi 355 Voters).
"Toh, semua calon sudah melakukan sosialisasi dan konsolidasi kepada para peserta sehingga secara formal itu tidak dibutuhkan lagi. Artinya, para peserta sudah tahu apa yang akan menjadi rencana, program dan platform politik dari para calon saya kira para peserta sudah tahu," terangnya.
Namun demikian, lanjut Yahdil, bukan berarti opsi pemaparan visi misi caketum itu akan batal karena, semuanya akan bergantung pada pembahasan tata tertib (tatib). Khususnya, jika hal itu diinginkan oleh mayoritas peserta masuk ke dalam Tatib Pemilihan.
"Masih dinamis, tapi kalau itu tidak diperlukan toh para calon sudah menyampaikan secara informal pada saat pertemuan-pertemuan dengan para peserta," ujarnya.( Baca juga: Jelang Kongres PAN, Kubu Zulkifli Hasan Klaim Dukungan Voter Terus Bertambah ).
Muncul Opsi Pemaparan Visi Misi
Sementara itu, Sekretaris Steering Committee (SC/Panitia Pengarah) Kongres V PAN Saleh Partaonan Daulay menjelaskan bahwa pihaknya mencoba mengagendakan debat publik tersebut. Namun, karena sejumlah pertimbangan di antaranya, debat memerlukan setidaknya 3-4 jam dengan kondisi waktu yang tersedia tidak cukup, serta harus adanya panelis independen yang juga perlu waktu untuk menentukannya, makan kemungkinan debat sangat kecil.
"Nah itu tetap jadi opsi, tetapi opsi yang hampir disepakati itu akan melakukan penyampaian visi misi sebelum pemilihan. Minimal visi misi disampaikan," terang Saleh saat dihubungi.
(zik)