Riset Komunikasi Politik, PKS Dinilai Efektif dan Golkar Kuasai Isu

Minggu, 02 Februari 2020 - 17:14 WIB
Riset Komunikasi Politik,...
Riset Komunikasi Politik, PKS Dinilai Efektif dan Golkar Kuasai Isu
A A A
JAKARTA - Institut Riset Indonesia (INSIS) merilis hasil kajian riset data media monitoring, terkait citra dan kinerja komunikasi politik partai politik (parpol) yang diukur dari frekuensi dan intensitas kemunculan politikus dalam pemberitaan di media massa.

"Selama Oktober hingga Desember 2019 menunjukkan, PKS menjadi partai politik yang paling maksimal dalam menggerakkan politisinya untuk berkomentar di media massa," kata Peneliti INSIS, Wildan Hakim di Jakarta, Minggu (2/02/2020).

"Sedangan Partai Golkar menjelma menjadi partai politik yang mampu memanfaatkan serta memaksimalkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya," tambahnya.

(Baca juga: AHY Ajak Kader Demokrat Jauhi Politik Transaksional)

Wildan menjelaskan, ada 50 kursi anggota parlemen dari PKS. Dari angka ini, 38 di antaranya aktif dikutip namanya sebagai narasumber berita di media massa.

"Artinya, 76 persen anggota parlemen dari PKS ini sudah dikenal oleh para jurnalis. Kemunculan 38 anggota parlemen dari PKS ini tergambar atau direpresentasikan pada 536 berita," ucapnya.

Efektivitas atau kemangkusan politikus PKS dalam berkomentar di media massa ini dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah kursi yang dimiliki di DPR dengan jumlah legislator yang muncul dalam publikasi di media massa.

"Di belakang PKS, ada Golkar dan PKB. 85 anggota DPR yang dimiliki Partai Golkar sebanyak 52 orang diantaranya sudah muncul di media massa atau 61.17 persen," tuturnya.

Sedangkan PKB, dari 58 anggota DPR, 35 di antaranya sudah muncul di media massa atau 60.34 persen. Efektivitas komunikasi politikus Partai Golkar terlihat jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan politikus dari PDI Perjuangan.

"Dengan 128 anggotanya, hanya 66 orang politikus PDI Perjuangan yang muncul dalam pemberitaan yang dijadikan unit analisis dalam riset ini," ungkap Wildan.

Dalam data INSIS, Golkar terpotret sebagai partai yang mampu memanfaatkan serta memaksimalkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya.

Kata dia, Golkar menyumbang 21,34 persen dari total wajah publikasi yang diproduksi anggota DPR. Dari total 5.778 publikasi yang dipantau oleh INSIS, ada 1.231 berita yang menjadikan politisi Partai Golkar sebagai narasumbernya.

"Ada perbedaan antara PKS dengan Partai Golkar dari sisi kemangkusannya berkomunikasi politik. Dalam pengamatan INSIS, PKS mampu menggerakkan anggota yang miliki di DPR. Sedangkan Partai Golkar mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya," tambah akademisi di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta ini.

Untuk kategori ini, PDI Perjuangan menyusul di belakang Partai Golkar. Kader PDI Perjuangan di DPR menyumbang 1.099 publikasi atau 19.02 persen. Partai Gerindra menyumbang 956 publikasi atau 16.54 persen.

Menurut Peneliti Senior INSIS, Dian Permata, PKS mampu mampu memanfaatkan dan mendistribusikan setiap isu atau tema yang tengah hangat menjadi bahan perdebatan di ruang parlemen kepada kadernya di DPR.

"Partai Golkar mampu memanfaatkan semua isu atau tema yang hangat menjadi bahan perdebatan di ruang parlemen di DPR," tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0771 seconds (0.1#10.140)