Kemenkes: Novel Coronavirus Mirip SARS dan MERS
A
A
A
JAKARTA - Merebaknya penyebaran novel coronavirus (nCoV) atau Pneumonia Wuhan yang menyerang Kota Wuhan, China membuat sejumlah negara termasuk Indonesia waspada terhadap penularan virus ini. Lalu, apakah novel coronavirus ini?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu mengungkapkan bahwa novel coronavirus ini mirip seperti virus SARS dan MERS yang pernah menyerang beberapa tahun lalu.
"Novel coronavirus ini seperti juga MERS Coronavirus yang beredar di daerah Middle East atau di Timur Tengah. Juga mirip dengan virus SARS yang dulu pernah ada di tahun 2003. Jadi coronavirus itu jadi satu family ya. Jadi Coronavirus itu kurang lebih itu," jelasnya kepada SINDO, Minggu (26/1/2020).
Wiendra mengatakan, novel coronavirus merupakan mutasi genetik dari virus yang tadinya hidup di hewan lalu menular ke manusia. "Dan bisa hidup ke manusia harus ada penyesuaian yaitu tingkat mutasi. Namun kemudian tingkat mutasi yang terjadi pada novel coronavirus ini berbeda dengan SARS atau MERS. Oleh sebab itu disebut novel virus atau virus baru," katanya. (Baca Juga: Horor Virus Corona: "Seperti Kiamat, Orang-orang Terus Sekarat....").
"Novel coronavirus ini dia juga dibilang sebagai virus yang memiliki mahkota, tapi virus corona ini memang benar-benar yang baru. Jadi memang sebenarnya dia tidak pernah ada dan baru kali ini ada. Karena dia baru ada makanya disebut novel coronavirus di tahun 2019," tambah Wiendra.
Wiendra menjelaskan awal mula sebelum dinamakan sebagai novel coronavirus, virus ini hanya disebut sebagai Pneumonia Wuhan. "Tadinya belum diketahui pada tanggal 9 Desember 2019 itu. Kemudian benar-benar sudah terdeteksi dan sudah dibuktikan, maka sudah diberi nama novel coronavirus."
"Sebenarnya saya bilang bahwa virus ini mencoba mutasi daripada virusnya. Harusnya memang ini adalah beberapa strain baru tapi jadi memang kali baru. Jadi kita belum bisa mengatakan bahwa ini baru jadi memang benar-benar baru. Belum ada, pernah belum ya," tambahnya.
Wiendra mengatakan dalam penanganan virus ini sebenarnya sama dengan petunjuk dari WHO tentang penangananan virus MERS di Timur Tengah. "Saya sampaikan bahwa dia seperti virus di Middle East, sebenarnya di dalam petunjuk WHO pun penanganannya juga itu caranya itu sama dengan coronavirus yang dahulu pernah terjadi, cuma ini strainnya baru." (Baca Juga: Heboh Virus Corona, Pemerintah Diminta Periksa Ketat Turis Asal China).
Ia menambahkan bahwa dari kewaspadaan terhadap virus ini ada berita baik bahwa virusnya sudah teridentifikasi. Sehingga, kata Wiendra dengan tahu jenis virusnya, tahu proses penanganannya. "Kemudian, bahwa fatalitinya bahwa virus ini tidak seberat SARS. Karena kematian akibat virus ini dibandingkan dengan SARS lebih rendah. Dari 500 orang yang terjangkit hanya 17 yang meninggal, itu angka kematiannya tidak berat jika dibandingkan virus SARS yang begitu tinggi. Tapi tentunya tetap kita harus waspada," tegasnya.
Saat ini, Wiendra mengatakan Kemenkes telah menyiagakan 100 rumah sakit yang sudah disiapkan untuk mengantisipasi penyebaran virus ini. "Seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia siap untuk kalau ada novel coronavirus. Dari 100 RS yang sudah kami siagakan, di Jakarta ada tiga yakni RS Persahabatan, RS Sulianti Saroso, dan RSPAD Gatot Subroto. Itu menjadi rujukan nasionalnya," tutupnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu mengungkapkan bahwa novel coronavirus ini mirip seperti virus SARS dan MERS yang pernah menyerang beberapa tahun lalu.
"Novel coronavirus ini seperti juga MERS Coronavirus yang beredar di daerah Middle East atau di Timur Tengah. Juga mirip dengan virus SARS yang dulu pernah ada di tahun 2003. Jadi coronavirus itu jadi satu family ya. Jadi Coronavirus itu kurang lebih itu," jelasnya kepada SINDO, Minggu (26/1/2020).
Wiendra mengatakan, novel coronavirus merupakan mutasi genetik dari virus yang tadinya hidup di hewan lalu menular ke manusia. "Dan bisa hidup ke manusia harus ada penyesuaian yaitu tingkat mutasi. Namun kemudian tingkat mutasi yang terjadi pada novel coronavirus ini berbeda dengan SARS atau MERS. Oleh sebab itu disebut novel virus atau virus baru," katanya. (Baca Juga: Horor Virus Corona: "Seperti Kiamat, Orang-orang Terus Sekarat....").
"Novel coronavirus ini dia juga dibilang sebagai virus yang memiliki mahkota, tapi virus corona ini memang benar-benar yang baru. Jadi memang sebenarnya dia tidak pernah ada dan baru kali ini ada. Karena dia baru ada makanya disebut novel coronavirus di tahun 2019," tambah Wiendra.
Wiendra menjelaskan awal mula sebelum dinamakan sebagai novel coronavirus, virus ini hanya disebut sebagai Pneumonia Wuhan. "Tadinya belum diketahui pada tanggal 9 Desember 2019 itu. Kemudian benar-benar sudah terdeteksi dan sudah dibuktikan, maka sudah diberi nama novel coronavirus."
"Sebenarnya saya bilang bahwa virus ini mencoba mutasi daripada virusnya. Harusnya memang ini adalah beberapa strain baru tapi jadi memang kali baru. Jadi kita belum bisa mengatakan bahwa ini baru jadi memang benar-benar baru. Belum ada, pernah belum ya," tambahnya.
Wiendra mengatakan dalam penanganan virus ini sebenarnya sama dengan petunjuk dari WHO tentang penangananan virus MERS di Timur Tengah. "Saya sampaikan bahwa dia seperti virus di Middle East, sebenarnya di dalam petunjuk WHO pun penanganannya juga itu caranya itu sama dengan coronavirus yang dahulu pernah terjadi, cuma ini strainnya baru." (Baca Juga: Heboh Virus Corona, Pemerintah Diminta Periksa Ketat Turis Asal China).
Ia menambahkan bahwa dari kewaspadaan terhadap virus ini ada berita baik bahwa virusnya sudah teridentifikasi. Sehingga, kata Wiendra dengan tahu jenis virusnya, tahu proses penanganannya. "Kemudian, bahwa fatalitinya bahwa virus ini tidak seberat SARS. Karena kematian akibat virus ini dibandingkan dengan SARS lebih rendah. Dari 500 orang yang terjangkit hanya 17 yang meninggal, itu angka kematiannya tidak berat jika dibandingkan virus SARS yang begitu tinggi. Tapi tentunya tetap kita harus waspada," tegasnya.
Saat ini, Wiendra mengatakan Kemenkes telah menyiagakan 100 rumah sakit yang sudah disiapkan untuk mengantisipasi penyebaran virus ini. "Seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia siap untuk kalau ada novel coronavirus. Dari 100 RS yang sudah kami siagakan, di Jakarta ada tiga yakni RS Persahabatan, RS Sulianti Saroso, dan RSPAD Gatot Subroto. Itu menjadi rujukan nasionalnya," tutupnya.
(zik)