OTT Diapresiasi, Firli Bahuri dkk Ditantang Ungkap Kasus-kasus Besar
A
A
A
JAKARTA - Dalam beberapa hari belakangan ini, Komisi Pemberantasan Korupsi di era kepemimpinan Firli Bahuri melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kasus korupsi
Pada Selasa 7 Januari 2020 KPK menangkap tangan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Esok harinya, KPK menangkap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dalam kasus berbeda.
OTT yang dilakukan KPK dinilai disambut positif. Namun, publik juga masih menantikan gebrakan Firli dkk dalam mengungkap kasus-kasus besar di Tanah Air.
“OTT tentu positif untuk menujukkan kinerja KPK. Tapi, OTT tidak bisa jadi ukuran keberhasilan bagi kinerja pimpinan KPK sekarang,” kata pakar politik, Antikorupsi dan Tata Kelola Pemerintahan Universitas Paramadina Jakarta, Ahmad Khoirul Umam saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Umam menjelaskan, OTT seolah hanya kerja rutin yang selama ini berjalan di KPK. Bahkan, banyak juga OTT yang didasarkan atas laporan masyarakat sehingga tidak membutuhkan energi besar dalam melakukan investigasi.
Menurut Umam, keberhasilan kinerja pimpinan KPK bisa diukur dari kemampuannya dalam mengungkap kasus-kasus besar, yang melibatkan nama besar dan jumlah uang yang juga besar.
“Selain itu, kinerja juga harus difokuskan pada kemampuan pencegahan di sektor-sektor strategis di mana negara mengalami kerugian besar seperti, sektor infrastruktur, pangan, energi dan politik pemerintahan,” papar Umam. (Baca Juga: OTT Era Firli Tercepat Sepanjang Sejarah KPK)
Karena itu, Umam menambahkan, publik masih menantikan gebrakan yang lebih besar lagi dalam mengungkap kasus-kasus korupsi kakap.
“Saya berharap Pak Firli dkk bisa menjawab tantangan publik dengan kinerja yang prima,” tuturnya.
Pada Selasa 7 Januari 2020 KPK menangkap tangan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah. Esok harinya, KPK menangkap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dalam kasus berbeda.
OTT yang dilakukan KPK dinilai disambut positif. Namun, publik juga masih menantikan gebrakan Firli dkk dalam mengungkap kasus-kasus besar di Tanah Air.
“OTT tentu positif untuk menujukkan kinerja KPK. Tapi, OTT tidak bisa jadi ukuran keberhasilan bagi kinerja pimpinan KPK sekarang,” kata pakar politik, Antikorupsi dan Tata Kelola Pemerintahan Universitas Paramadina Jakarta, Ahmad Khoirul Umam saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Umam menjelaskan, OTT seolah hanya kerja rutin yang selama ini berjalan di KPK. Bahkan, banyak juga OTT yang didasarkan atas laporan masyarakat sehingga tidak membutuhkan energi besar dalam melakukan investigasi.
Menurut Umam, keberhasilan kinerja pimpinan KPK bisa diukur dari kemampuannya dalam mengungkap kasus-kasus besar, yang melibatkan nama besar dan jumlah uang yang juga besar.
“Selain itu, kinerja juga harus difokuskan pada kemampuan pencegahan di sektor-sektor strategis di mana negara mengalami kerugian besar seperti, sektor infrastruktur, pangan, energi dan politik pemerintahan,” papar Umam. (Baca Juga: OTT Era Firli Tercepat Sepanjang Sejarah KPK)
Karena itu, Umam menambahkan, publik masih menantikan gebrakan yang lebih besar lagi dalam mengungkap kasus-kasus korupsi kakap.
“Saya berharap Pak Firli dkk bisa menjawab tantangan publik dengan kinerja yang prima,” tuturnya.
(dam)